DATA MAKROEKONOMI
(Pengantar Ekonomi Makro)
Sistematika pembahasan mengenai data
makroekonomi difokuskan pada tiga data statistik yang secara intensif dijadikan
bahan pertimbangan oleh para ekonom untuk menganalisa perekonomian dan pihak
pemerintah sebagai salah satu upaya monitoring pembangunan dan formulasi
kebijakan. Ketiga data statistik tersebut meliputi : Pertama, Produk Domestik Bruto (PDB) yang menyatakan pendapatan
total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. Kedua, Indeks Harga Konsumen (IHK) yang
mengukur tingkat harga. Ketiga,
Tingkat pengagguran yang menyatakan jumlah pekerja yang tidak memiliki
pekerjaan.
Mengukur Nilai Aktivitas Ekonomi : Produk Domestik Bruto
Produk
domestik bruto sering diangap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Terdapat dua pendekatan utama yang digunakan
untuk melihat statistik ini. Yakni, dengan melihat PDB sebagai pendapatan total
dari setiap orang di dalam perekonomian dan sebagai pengeluaran total atas
output barang dan jasa perekonomian.
Pendapatan, Pengeluaran, dan Aliran Berputar
Bayangkan
suatu pereknomian yang hanya memproduksi produk tunggal yaitu roti, yang
berasal dari faktor produksi/input tunggal juga yaitu tenaga kerja. Gambar 1.2 memperlihatkan seluruh transaksi
ekonomi yang terjadi antara pelaku ekonomi suatu perekonomian yaitu rumah
tangga dan perusahaan.
Aliran
dalam pada Gmbar 1.2 menunjukkan aliran roti dan tenaga kerja. Perusahaan menggunakan para pekerjabya untuk
memproduksi roti yang kemudian dijual kpada rumah tangga. Dengan demikian tenaga kerja mengalir dari
rumah tangga kepada perusahaan, dan roti mengalir dari perusahaan kepada rumah
tangga. Sementara putaran alur menunjukkan arus uang. Rumah tangga membeli roti dari
perusahaan. Perusahaan menggunakan
sebagian penerimannya dari hasil penjualan roti untuk membayar upah tenaga
kerja, dan sisanya merupakan laba yang dinikmati pemilik perusahaan.
Berdasarkan
penjelasan sederhana tersebut GDP mengukur arus uang dalam perekonomian. Kita bisa menghitung GDP melalui dua cara
yaitu GDP sebagai pendapatan total dari produksi roti yang sama denga upah dan
laba (bagian atas dari arus uang). GDP
juga merupakan pengeluaran atas total pembelian roti (bagian bawah dari arus
uang)

Gambar
1.2. Aliran Berputar (Circular Flow)
Beberapa kaidah untuk Menghitung PDB
Untuk
menghitung PDB dalam perekonomian yang lebih kompleks, akan sangat membantu
jika kita memiliki definisi yang tepat: Produk
domestik bruto (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang
diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu. Untuk melihat penerapan definisi ini, mari kita
diskusikan beberapa kaidah yang harus diikuti oleh para ekonom dalam membangun
statistik ini.
1. Menjumlahkan Apel dan Jeruk
Perekonomian memproduksi banyak barang dan jasa
yang berbeda. PDB mengkombinasikan nilai barang dan jasa ini menjadi sebuah
ukuran tunggal. Misalnya, perekonomian memproduksi empat apel dan tiga jeruk.
Untuk menghitung nilai total dari barang dan jasa yang berbeda, pos pendapatan
nasional (national income accounts)
menggunakan harga pasar karena mencerminkan banyaknya orang yang bersedia
membayar untuk barang atau jasa. Jadi, jika harga apel $0,50 dan harga jeruk
$1,00,PDB akan menjadi:
PDB = (Price of apples ´ Quantity of apples) + (Price of oranges ´ Quantity of oranges)
= ($0.50 ´ 4) + ($1.00 ´ 3)
PDB = $5.00
PDB sama dengan $5,00 yaitu nilai seluruh
apel ($2,00), ditambah nilai seluruh jeruk ($3,00).
2. Barang Bekas
PDB mengukur nilai barang dan
jasa yang baru diproduksi. Jadi, penjualan barang-barang bekas pakai tidak
menjadi bagian dari PDB.
3. Perlakuan Persediaan
Kaidah
umumnya adalah bila suatu perusahaan meningkatkan persediaan barangnya,
investasi dalam persediaan ini dihitung sebagai pengeluaran oleh pemilik
perusahaan. Jadi, produksi untuk persediaan meningkatkan PDB sebanyak produksi
untuk penjualan akhir. Namun, penjualan persediaan merupakan kombinasi dari
pengeluaran positif (pembelian) dan pengeluaran negatif (pengeluaran
persediaan), sehingga tidak mempengaruhi PDB. Perlakuan persediaan ini
menegaskan bahwa PDB mencerminkan produksi barang dan jasa perekonomian pada
saat ini.
4.
Barang Setengah Jadi dan Nilai Tambah
Banyak
barang diproduksi dalam beberapa tahap: bahan mentah diproses menjadi barang
setengah jadi (intermediate good)
oleh sebuah perusahaan dan dijual ke perusahaan lain untuk pemrosesan akhir.
PDB hanya memasukkan nilai produk akhir. Alasannya, nilai barang setengah jadi
sudah menjadi bagian dari harga pasar barang jadi yang digunakan. Menambah
barang setengah jadi ke barang jadi akan memimbulkan perhitungan ganda (double counting). Dengan demikian, PDB
adalah nilai total dari barang dan jasa jadi yang diproduksi. Salah satu cara
untuk menghitung nilai seluruh barang dan jasa jadi adalah menjumlahkan nilai
tambah dari setiap tahap produksi. Nilai tambah (value added) dari sebuah perusahaan sama dengan nilai output
perusahaan itu dikurangi nilai barang setengah jadi yang dibeli perusahaan.
5.
Jasa Perumahan dan Jasa-jasa Terkait
Lainnya
Meskipun
kebanyakan barang dan jasa dinilai berdasarkan harga pasarnya ketika menghitung
PDB, namun sebagian tidak dijual di pasar dan karena itu tidak memiliki nilai
pasar. Jika PDB ingin mencakup nilai barang dan jasa ini, kita harus
munggunakan perkiraan nilainya. Perkiraan itu disebut nilai terkait (imputed
value).
Untuk melihat bagaimana PDB riil dihitung,
bayangkan kita ingin membandingkan output pada tahun 2002 dan output 2003 dalam
perekonomian apel dan jeruk. PDB riil untuk tahun 2002 adalah
PDB
Riil = (Harga Apel 2002 х Jumlah Apel 2002) +
(Harga Jeruk 2002 х Jumlah Jeruk 2002)
Demikian pula, PDB Riil 2003 adalah
PDB
Riil = (Harga Apel 2003 х Jumlah Apel 2003) +
(Harga Jeruk 2003 х Jumlah Jeruk 2003)
Dan, PDB Riil pada tahun 2004 adalah
PDB Riil = (Harga Apel 2004 х Jumlah Apel 2004) +
(Harga Jeruk 2004 х Jumlah Jeruk 2004)
Deflator PDB
Deflator PDB mencerminkan apa
yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian. Deflator
PDB, disebut juga dengan deflator harga implisit untuk PDB, didefinisikan
sebagai rasio PDB nominal terhadap PDB riil:
Deflator
PDB = PDB Nominal
PDB
Real
PDB nominal mengukur nilai uang yang
berlaku dari output perekonomian. PDB riil mengukur output yang dinilai pada
harga konstan. Deflator PDB mengukur harga output relatif terhadap harganya
pada tahun dasar.
Ukuran Rantai Tertimbang PDB Riil
Kita
telah membahas PDB riil seolah-olah harga yang digunakan untuk menghitung
ukuran ini tidak pernah berubah dari nilai tahun dasarnya. Misalnya, harga
komputer turun secara dramatis belakangan ini, sementara uang kuliah per tahun
di perguruan tinggi naik. Ketika menilai produksi computer dan pendidikan,
tidak tepat bila kita menggunakan harga yang diberlakukan sepuluh atau dua
puluh tahun yang lalu.
Pada tahun 1995, Biro analisis ekonomi
mengumumkan kebijakan baru yang terkait dengan perubahan tahun dasar. Kebijakan
itu menekankan ukuran rantai tertimbang
(chain weighted) PDB riil. Dengan
ukuran baru ini, tahun dasar akan terus menerus berubah. Esensinya, harga
rata-rata pada tahun 2001 dan 2002 digunakan untuk mengukur pertumbuhan riil
dari tahun 2001 sampai 2002, harga rata-rata pada tahun 2002 dan 2003 digunakan
untuk mengukur pertumbuhan riil dari tahun 2002 sampai 2003, dan seterusnya.
tingkat pertumbuhan tahun ke tahun yang berbeda-beda ini kemudian disatukan
untuk membentuk sebuah ”rantai” yang bisa digunakan untuk membandingkan output
barang dan jasa di antara dua waktu.
Komponen-komponen Pengeluaran
Para
ekonom dan para pembuat keputusan tidak hanya peduli pada output barang dan
jasa total, tetapi juga alokasi dari output ini diantara berbagai alternatif.
Pos pendapatan nasional membagi PDB
menjadi empat kelompok pengeluaran :
·
Konsumsi
(C)
·
Investasi (I)
·
Pembelian pemerintah (G)
·
Ekspor neto (NX)
|
PDB adalah jumlah konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan
ekspor bersih. Konsumsi (consumption) terdiri dari barang dan jasa yang dibeli
rumah tangga. Investasi (investment) terdiri dari barang-barang
yang dibeli untuk penggunaan masa depan. Pembelian
pemerintah (government purchases)
adalah barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah pusat, negara bagian. Ekspor neto (net exports) adalah nilai barang dan jasa yang dieksport ke negara
lain dikurangi nilai barang dan jasa yang di impor dari negara lain.
PDB dan Komponen-komponen Pengeluaran Indonesia : 2007
|
Total (Rp)
|
Per Orang (Rp)
|
Produk Domestik Bruto
|
|
|
Konsumsi
|
|
|
Barang tidak tahan lama
|
|
|
Barang tahan lama
|
|
|
Jasa
|
|
|
Investasi
|
|
|
Investasi tetap nonresidensial
|
|
|
Investasi tetap residensial
|
|
|
Investasi persediaan
|
|
|
Pembelian Pemerintah
|
|
|
Federal
|
|
|
Pertahanan
|
|
|
Nonpertahanan
|
|
|
Negara bagian dan daerah
|
|
|
Ekspor Neto
|
|
|
Ekspor
|
|
|
Impor
|
|
|
Ukuran-ukuran Pendapatan Lain
Untuk
melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif saling terkait, mulai
dengan PDB dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan
produk nasional bruto (gross national
product, PNB), kita menambah
penerimaan dari pendapatan faktor produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh
dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor ke seluruh dunia:
PNB = PDB + Pembayaran Faktor dari
Mancanegara – Pembayaran Faktor ke Mancanegara.
Bila
PNB mengukur pendapatan total yang diproduksi secara domestik, PNB mengukur pendapatan total yang diperoleh oleh negara (penduduk suatu negara). Untuk
mendapatkan produk nasional netto (net
national product, NNP), kita kurangi depresiasi modal-jumlah persediaan
pabrik, peralatan, dan struktur residensial perekonomian yang habis dipakai
selama setahun :
NNP
= PNB – Depresiasi
Mengukur Biaya Hidup : Indeks Harga Konsumen
Ukuran
mengenai tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah indeks harga
konsumen (IHK) atau consumer price index
(CPI). CPI adalah harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga
sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
Sebagai
contoh, anggaplah seorang konsumen membeli 5 apel dan 2 jeruk setiap bulan. Maka
kelompok barang itu terdiri dari 5 apel dan 2 jeruk, dan CPInya adalah
CPI = (5 x Harga
Apel Sekarang) + (2 x Harga Jeruk Sekarang)
(5x Harga Apel 2002) + (2x Harga Jeruk 2002)
Pada
CPI ini, tahun 2002 adalah tahun dasar. Indeks itu menyatakan berapa biaya yang
harus dibelanjakan untuk membeli 5 apel dan 2 jeruk sekarang relatif terhadap
harga buah yang sama pada tahun 2002.
CPI Versus Deflator PDB
Perbedaan pertama adalah
deflator PDB mengukur harga seluruh barang dan jasa yang diproduksi, sedangkan
CPI hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen.
Perbedaan kedua adalah bahwa deflator PDB
hanya mencakup barang dan jasa yang diproduksi secara domestik. Barang-barang impor bukan merupakan bagian
dari PDB dan tidak meningkatkan deflator PDB.
Perbedaan
ketiga disebabakan oleh cara kedua ukuran itu mengagregatkan berbagai tingkat
harga dalam perekonomian. CPI menggunakan timbangan tetap terhadap harga
barang-barang yang berbeda, sedangkan deflator PDB menggunakan timbangan tidak
tetap.
Mengukur Tuna Karya: Tingkat Pengangguran
Satu aspek dalam kinerja ekonomi
adalah seberapa efektif suatu perekonomian menggunakan sumber daya dengn baik.
tingkat pengangguran adalah statistik yang mengukur persentase orang-orang yang
ingin bekerja tetapi tidak mempunyai pekerjaan.
Angkatan
kerja (labor force) didefinisikan
sebagai jumlah orang yang sedang bekerja dan orang yang menganggur, dan Tingkat pengangguran (unemployment
rate) didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak
bekerja.


Hukum Okun
Hubungan negatif di antara
pengangguran dan PDB riil disebut dengan Hukum Okun (Okun’s Law), diambil dari
nama Arthur Okun, ekonom yang pertama kali mempelajarinya. Dalam jangka
pendek,dinyatakan bahwa:
Perubahan
Persentase dalam PDB riil = 3% - 2 x Perubahan dalam Tingkat Pengangguran.
Jika tingkat pengangguran tetap sama, PDB
riil tumbuh sekitar 3 persen; pertumbuhan produksi barang serta jasa yang
normal ini merupakan hasil dari pertumbuhan angkatan kerja, akumulasi modal,
dan kemajuan teknologi. Selain itu, untuk setiap poin persentase kenaikan
tingkat pengangguran, pertumbuhan PDB riil biasanya turun sebesar 2 persen.
Jadi, jika tingkat pengangguran naik dari 6 persen menjadi 8 persen, maka
pertumbuhan PDB riil akan menjadi.
Perubahan Persentase dalam PDB riil = 3% - 2 ´ (8% - 6%) = - 1%
EVALUASI
1.
Sebutkanlah dua hal yang diukur PDB. bagaimana PDB bisa
mengukur kedua hal itu sekaligus ?
2. Apakah yang diukur indeks harga konsumen ?
3.
Jelaskanlah
tiga kategori yang digunakan Biro Statistik Tenaga Kerja untuk mengelompkkan
setiap orang dalam perekonomian. Bagaimana biro itu menghitung tingkat
pengangguran ?
4.
Jelaskan Hukum Okun ?
Referensi:
Mankiw, N.G. 2003. Macroeconomics. Fifth Edition. Worth Publishers, New York
jawaban evaluasi 1 apa
ReplyDeletemin jawaban evaluasi 1 apa? butuh nie untuk tugas kampus
ReplyDeleteJawaban nomer 1 apa
ReplyDeletePDB mengukur dua hal sekaligus, yaitu pendapatan total semua orang dalam perekonomian dan jumlah pembelanjaan untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat mengukur pendapatan total dan pengeluaran secara bersamaan adalah kedua hal inipada dasarnya sama. Jika suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan total harus sama dengan pengeluaran total.
ReplyDeletePDB merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan unit-unit produksi dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu periode (1 tahun).
Pengukuran Produk Domestik Bruto
1. PDB adalah Nilai Pasar
Artinya PDB menjumlahkan berbagai jenis produk menjadi satu ukuran nilai kegiatan ekonomi. Untuk melakukan hal itu, PDB menggunakan haraga pasar. Karena mengukur juumlah yang bersedia dibayarkan oleh orang untuk membeli berbagai barang, harga pasar mencerminkan nilai barang – baranng tersebut.
2. PDB Nilai Dari Semua
Artinya PDB mencakup seluruh barang yang diproduksi dalam perekonomian dan egal. Seperti nilai pasar jasa perumahan yang di sediakan oleh stok perumahan dalam perekonomian. PDB tidak menghitung jika si penyewa rumah menggunakan rumahnya untuk tinggal sendiri, karena PDB menghitung pendapatan dan pengeluaran yang dikeluarkan yang memiliki nilai pasar serta di jual secara legal.
3. PDB Nilai Akhir
Artinya PDB hanya menghitung nilai akhir dari proses suatu barang dari bahan baku menjadi barang jadi. Seperti baju, yang berawal dari benang lalu benang menjadi kain lalu kain menjadi baju, PDB tidak menghitung nilai dari proses pembuatan benang atau kain melainkan nilai pasar dari baju itu sendiri. Karena benang dan kain merupakan barang antara.
4. PDB Yang Diproduksi
Artinya PDB mencakup barang dan jasa yang sedang di produksi, PDB tidak termasuk transaksi barang – barang yang di produksi pada masa lalu. Seperti ketika Samsung memproduksi dan menjual sebuah HP baru, nilai tersebut di masukkan ke dalam PDB. Sedangkan jika seseorang menjual HP bekas, nilai HP tersebut tidak masuk ke dalam PDB
5. PDB Dalam Suatu Negara
PDB mengukur nilai produksi di dalam batas – batas wilayah geografis suatu Negara. Jika seorang warga Australia bekerja untuk sementara waktu di Indonesia, maka produksi yang ia hasilkan menjadi bagian dari PDB Indonesia.
6. PDB Pada Suatu Periode
PDB mengukur nilai produksi yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu tersebut biasanya selam satu tahun atau satu tri wulan (tiga bulan). PDB mengukur arus pendapatan dan pengeluaran perekonomian selama rentang waktu tersebut.