System Informasi Manajemen
1. Perlunya Pengembangan Sistem
1. Perlunya Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan suatu sistem, ini berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perlunya sistem diperbaharui atau diganti yaitu :
- Adanya permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem lama seperti
- Ketidakberesan
Hal ini pada menyebabkan sistem lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan seperti :
- kecurangan-kecurangan, yang mengakibatkan tidak amannya kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data kurang terjamin.
- kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.
- tidak efisiennya operasi.
- tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
- Pertumbuhan Organisasi
Pertumbuhan
organisasi menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan
ini seperti kebutuhan akan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang
baru. Semua ini mengakibatkan sistem lama tidak efektif lagi.
- Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)
Disini
maksudnya adalah dengan pengembangan system kita dapat mempromosikan
usaha kita melalui internet sehingga kita bisa meraih
kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan pelanggan.
- Adanya instruksi-instruksi (directives)
Penyusunan
system yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi
dari atasan pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya
peraturan pemerintah.
2. Tujuan Pengembangan Suatu Sistem
- Memecahkan permasalahan-permasalahan
- Meraih kesempatan-kesempatan
- Memenuhi instruksi yang diberikan
3. Harapan Setelah Pengembangan Sistem Baru
- Perfomance (kinerja)
Peningkatan
terhadap kinerja system yang baru menjadi lebih efektif. Kinerja dapat
diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu
saat tertentu) dan response time (rata-rata waktu yang tertunda
diantara dua transaksi).
- Information
Peningkatan kualitas informasi yang didapatkan
- Ekonomis
Peningkatan terhadap manfaat-manfaat, keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
- Efisiensi
Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inpitnya.
- Servis (pelayana)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.
4. Prinsip Pengembangan Sistem
Ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu :
- Sistem untuk manajemen
Setelah
system selesai dikembangkan, maka yang menggunakan informasi dari
system adalah manajemen sehingga system harus mendukung kebutuhan yang
diperlukan oleh manajemen.
- Investasi modal yang besar
System yang dikembangkan membutuhkan dana modal yang besar. Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal yaitu :
- Semua alternative yang harus diinvestigasi
- Investasi yang terbaik harus bernilai
- Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
Manusia
merupakan factor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system,
baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses
operasinya. Oleh karena itu diperlukan orang yang terdidik yang
menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat memberikan solusi
terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
- Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan system
Siklus
atau daur hidup pengembangan system (System Development Life Cycle atau
SDLC) umumnya menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas kerja
yang harus dilakukan.
- Proses pengembangan system tidak harus urut
Disini dimaksud adalah langkah-langkah dapat dilakukan secara bersamaan.
- Jangan takut membatalkan proyek
Proyek
yang sudah tidak layak lagi, maka proyek tersebut harus dihentikan atau
dibatalkan karena apabila proyek ini diteruskan maka akan membuang dana
saja.
- Dokumentasi harus ada dan pedoman dalam pengembangan system
Kegagalan
membuat dokumentasi kerja adalah kesalahan kritis yang dibuat analis
system. Dokumentasi ini dibuat pada waktu proses dari pengembangan
system, karena dokumentasi ini dapat dihasilkan dari hasil kerja
tiap-tiap langkah dari pengembangan system. Dokumentasi ini nantinya
digunakan bahan komunikasi antara analis system dengan pemakai system
dan dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem
5. System development life cycle
- Model Waterfall
Disebut
dengan waterfall karena proses tahap demi tahap yang dilalui harus
menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai
contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu
tahap requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat
dilihat pada gambar berikut :
Pressman
memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama
dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah
penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut
Pressman:
· System / Information Engineering and Modeling.
Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem
yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat
penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan
elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini
sering disebut dengan Project Definition.
· Software Requirements Analysis.
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.
Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software
engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software,
misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas
tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus
didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
· Design.
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi
representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding
dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah
disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka
proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari
software.
· Coding.
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka
desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti
oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding.
Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis
nantinya dikerjakan oleh programmer.
· Testing / Verification.
Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan
software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software
bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan
kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
· Maintenance.
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah
pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti
itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak
ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada
pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan
dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi,
atau perangkat lainnya.
- Model Iteratif
Model
inkremental menggabungkan elemen-elemen model waterfall (diaplikasikan
secara berulang) dengan prototipe iteratif. Model ini memakai
urutan-urutan linier dalam model seiring dengan laju waktu. Setiap
urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak. Pada saat model pertambahan dipergunakan, pertambahan pertama seringkali adalah produk inti(core product).
Produk inti ini kemudian dipergunakan oleh pelanggan. Sebagai hasil
dari pemakaian dan/atau evaluasi, prototipe dikembangkan untuk
pertambahan selanjutnya. Prototipe tersebut menekankan modifikasi produk
inti agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan fitur serta
fungsionalitas tambahan. Model
inkremental ini seperti model prototipe dan pendekatan-pendekatan
evolusioner lain yang bersifat iteratif. Tetapi tidak seperti model
prototipe, model inkremental berfokus pada penyampaian produk
operasional dalam setiap pertambahannya. Pertambahan awal ada di versi striped down dari
produk akhir, tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan
juga menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai. Perkembangan
incremental berguna pada saat staffing tidak dapat digunakan
untuk batas waktu bisnis yang telah ditetapkan untuk proyek tersebut.
Jika produk inti diterima, maka staf tambahan bisa ditambahkan untuk
mengimplementasikan pertambahan selanjutnya.
- Model Spiral
Model
spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat
lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan
cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model
iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang
mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Perangkat lunak dikembangkan dalam deretan pertambahan. Selama awal
iterasi, rilis inkremantal bias berupa model/prototype kertas, kemudian
sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem yang lebih lengkap.
Tahapan-Tahapan Model Spiral
Model spiral dibagi menjadi enam wilayah tugas yaitu:
1. Komunikasi pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhankebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan
2. Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
3. Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
4. Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
5. Konstruksi dan peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang , dan memberi pelayanan kepada pemakai.
6. Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
Dari
gambar tersebut, proses dimulai dari inti bergerak searah dengan jarum
jam mengelilingi spiral. Lintasan pertama putaran menghasilkan
perkembangan spesifikasi produk. Putaran selanjutnya digunakan untuk
mengembangkan sebuah prototype, dan secara progresif mengembangkan versi
perangkat lunak yang lebih canggih. Masing-masing lintasan yang melalui
daerah perencanaan menghasilkan penyesuaian pada rencanan proyek. Biaya
dan jadwal disesuaikan berdasarkan umpan balik yang disimpulakan dari
evaluasi pelanggan. Manajer proyek akan menambah jumlah iterasi sesuai
dengan yang dibutuhkan.
Kelebihan dan Kelemahan Model Spiral
a. Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang
dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko
setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama
proses .
4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
b. Kelemahan model Spiral:
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute
6. Pendekatan pengembangan sistem
Ada 5 pendekatan dalam pengembangan suatu sistem :
- Pendekatan klasik lawan pendekatan terstruktur (dipandang dari metodologi yang digunakan)
Pendekatan
klasik merupakan lawan dari pendekatan terstruktur. Metodologi klasik
mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan di system life
cycle. Orang yang mengembangkan sistem ini masih memerlukan alat-alat
dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem tersebut. Kemudian muncul
pendekatan terstruktur yang menyediakan kepada analis sistem tambahan
alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem disamping itu
tetap mengikuti ide dari system life cycle
- Pendekatan klasik
Pendekatan
ini disebut juga pendekatan tradisional (tradistional approach) atau
pendekatan konvensional (conventional approach) adalah pendekatan
didalam pengembangan sistem mengikuti tahapan-tahapan di system life
cycle tanpa dibekali dengan alat-alat dan teknik-teknik yang memedai.
Permasalah-permasalah pada pendekatan ini adalah :
§ Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit karena kurang adanya alat-alat dan teknik-teknik dalam mengembangkan sistem
§ Biaya
perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal karena
dokumantasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang
terstruktur
§ Kemungkinan
kesalahan sistem besar karena pendekatan ini tidak menyediakan kepada
analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem
§ Keberhasilan
sistem kurang terjamin karena kurang melibatkan pemakai sistem dalam
pengembangan sistem, sehingga kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem menjadi
kurang sesuai dengan yang diinginkan.
§ Masalah
dalam penerapan sistem karena kurangnya kurangnya keterlibatan pemakai
sistem dalam tahap pengembangan sistem, maka pemakai sistem hanya akan
mengenal sistem yang baru pada tahap diterapkan saja.
- Pendekatan terstruktur
Kerena
pendekatan klasik banyak terjadi permasalahan-permasalahan maka
muncullah pendekatan terstruktur. Dimana pendekatan ini dilengkapi
dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan
sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan
didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
- Pendekatan sepotong lawan pendekatan sistem (dipandang dari sasaran yang akan dicapai)
Pendekatan
sepotong merupakan pendekatan pengembangan sistem yang menekankan papa
suatu kegiatan atau aplikasi tertentu saja. Tanpa memperhatikan sasaran
keseluruhan dari organisasi. Pendekatan ini hanya memperhatikan sasaran
dari kegiatan atau aplikasi itu saja.
Pendekatan
sistem memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan
terintegrasi untuk masing-masing kegiatan atau aplikasi. Pendekatan ini
juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi,
tidak hanya menekankan pada sasaran dari sistem informasi itu saja.
- Pendekatan bawah-naik lawan pendekatan atas-turun (dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari sistem)
Pendekatan
bawah-naik (down-top approach) dimulai dari level bawah organisasi
yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini
merupakan ciri-ciri pendekatan klasik yang sering disebut dengan intilah
data analysis
Pendekatan
atas-bawah (top-down approach) dimulai dari level atas organisasi yaitu
level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dari mendefinisikan
sasaran, kemudian melakukan analisis kebutuhan informasi, setelah itu
turun ke pemrosesan transaksi yaitu penentuan output, input, basis dara,
prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini merupakan
ciri-ciri dari pendekatan terstruktur yang sering disebut dengan istilah
dicision analysis.
- Pendekatan sistem-menyeluruh lawan pendekatan moduler (dipandang dari cara mengembangkannya)
Pendekatan
sistem menyeluruh merupakan pendekatan yang mengembangkan sistem
serentak secara menyeluruh. Pendekatan ini merupakan ciri-ciri
pendekatan klasik.
Pendekatan
moduler berusaha memecahkan sistem yang rumit menjadi beberapa bagian
atau modul yang sederhana sehingga alkan majadi lebih mudah dipahami dan
dikembangkan. Dengan ini sistem akan dapat dikembangkan tepat pada
waktu yang direncanakan, mudah dipahami oleh pemakai sistem dan mudah
dipelihara. Pendekatan ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan
terstruktur.
- Pendekatan lompatan-jauh lawan pendekatan berkembang (dipandang dari teknologi yang akan digunakan)
Pendekatan
lompat-jauh (great loop approach) menerapkan perubahan secara
menyeluruh menggunakan teknologi canggih seperti komputer. Pendekatan
ini banyak menggunakan dana karena terlalu mahal. Pendekatan ini juga
juga sulit untuk dikembangkan karena terlalu komplek.
Pendekatan
berkembang (evolutionary approach) menerapkan teknologi canggih untuk
aplikasi-aplikasi tertentu saja.. Pendekatan ini kembangkan untuk
mengikuti kebutuhannya sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada
disamping itu pendekatan ini hemat biaya dan dapat mengikuti
perkembangan teknologi yang cepat.
7. Arti dari metodologi, metoda dan algoritma
Metodologi
adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep
pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postolat yang digunakan oleh suatu
ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lain.
Metode adalah suatu cara sistematik untuk mengerjakan sesuatu atau cara untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Sedangkan algoritma merupakan urutan-urutan prosedur untuk memecahkan masalah.
8. Klasifikasi metodologi pengembangan
- Functional decomposition methologies
Metodologi
ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem
yang lebih kecil, sehingga lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan
diterapkan. Contohnya :
- HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)
- Stepwise refinement (SR) atau Iterarive stepwise refinement (ISR).
- Information-hiding
- Data-oriented methodologies
Menekankan pada karakteristik data yang diproses
- Data-flow oriented: modul-modul sesuai tipe elemen data
- SADT (Structured Analysis and Design Tecniques)
- Composite Design
- Structured System Analysis and Design (SSAD)
- Data-structure oriented: struktur input dan output
- JSD (Jakson’s system development)
- W/O (Warnier/Orr)
- Prescriptive methodologies
o ISDOS (Information System Design and Optimization System)
Digunakan
untuk mangotomatisasi proses pengembangan sistem informasi. ISDOS
mempunyai 2 komponen yaitu : PSL (mencatat kebutuhan pemakai dalam
bentuk machine-readable form) dan PSA (digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan)
o PLEXSYS
Digunakan untuk melakukan transformasi suatu statemen bahasa komputer tingkat tinggi ke suatu executable code untuk suatu konfigurasi perangkat keras yang diinginkan.
o PRIDE
Perangkat lunak untuk analisis/disain sistem terstruktur, manajemen data, manajemen proyek dan pendokumentasian.
o SDM/70
Perangkat
lunak yang berisi dengan kumpulan metode, estimasi, dokumentasi dan
petunjuk administrasi guna membantu pemakai untuk mengembangkan dan
merawat sistem.
o SPECTRUM
- SPECTRUM-1 untuk life cycle konvensional
- SPECTRUM-2 untuk sistem manajemen proyek terstruktur
- SPECTRUM-3 untuk on-line interactive estimator
o SRES dan SREM
9. Alat dalam pengembangan sistem
Alat-alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik.
a. HIPO diagram, digunakan di metodologi HIPO dan metodologi lainnya.
b. Data flow diagram, digunakan di metodologi structured system analysis and design.
c. Structured chart, digunakan di metodologi structured system analysis and design.
d. SADT diagram, digunakan di metodologi SADT
e. Warnier/Orr diagram, digunakan di metodologi Warnier/Orr
f. Jakson’s diagram, digunakan di metodologi Jakson System Development
Alat yang menggunakan bagan:
a. Activity charting: menggambarkan aktivitas, contoh: Gant chart, flowchart, dll
b. Layout charting: menggambarkan tataletak
c. Personal relationship charting: menggambarkan hubungan personil, contoh: organization chart, working distribution chart
10. Teknik pengembangan sistem
a. Teknik manajemen proyek à untuk penjadualan proyek, contoh: CPM dan PERT
b. Teknik menemukan fakta à untuk mengumpulkan dan menentukan data/fakta
- Wawancara
- Observasi
- Daftar pertanyaan
- Pengumpulan sampel
c. Teknik analisis biaya/manfaat à cost-benefit dan cost-effectiveness analysis
d. Teknik menjalankan rapat
e. Teknik inspeksi
11. Perbedaan antara Analis Sistem & Pemrogram
Analis
sistem mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan
pemakai sistem untuk mengidentifikasi pemecahan. Sebutan lain untuk
analis sistem adalah analis informasi (information analysis).
Sedangkan pemrogram adalah orang yang menulis kode program untuk suatu
aplikasi tertentu berdasarkan rancang bangun yang dibuat oleh analis
sistem.
Pengetahuan yang diperlukan oleh seorang analis sistem :
- Pengetahuan dan keahlian tentang pengolahan data, teknologi komputer dan pemrograman komputer.
- Keahlian
teknis yang harus dimiliki adalah keahlian dalam menggunakan alat dan
teknik untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi serta ahli dalam
menggunakan komputer
- Pengetahuan
teknis meliputi pengetahuan tentang perangkat keras komputer, teknologi
komunikasi data, bahasa-bahasa komputer, sistem operasi, utilities dan
paket-paket perangkat lunak lainnya.
- Pengetahuan bisnis secara umum
Analis
sistem harus mengetahui tentang bisnis secara umum karena sekarang
paling banyak menggunakan aplikasi bisnis. Ini meliputi akuntasi
keuangan, akuntasi biaya, akuntasi manajemen, sistem pengendalian
manajemen, pemasaran, produksi, manajemen personalia, keuangan, tingkah
laku organisasi, kebijaksanaan perusahaan, dll.
- Pengetahuan tentang metode kuantitatif
Misalnya : pemrograman linier, pemrograman dinamik, regresi, network, pohon keputusan, trend, simulasi, dll.
- Keahlian pemecahan masalah
Analis
sistem harus mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
bisnis, menganalisis masalah dan kemudian harus dapat merangkainya
kembali menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut.
- Keahlian komunikasi antar personil
Analis
sistem harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik
secara lisan mampu secara tertulis. Keahlian ini diperlukan dalam
wawancara, presentasi, rapat, dan pembuatan laporan-laporan.
- Keahlian membina hubungan antar personil.
sumber : dosen ut-online.2012.elearning.ut.ac.id. jakarta.kelas mahasiswa ut-online.
thanks brother .. :)
ReplyDeletetrimakasih
ReplyDeletebuat bahannya
oke sama sama
ReplyDelete