Pages

Tuesday 9 October 2012

Tujuan Umum Pengembangan Sistem

System Informasi Manajemen
1. Perlunya Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan suatu sistem, ini berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perlunya sistem diperbaharui atau diganti yaitu :
  1. Adanya permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem lama seperti
  1. Ketidakberesan
    Hal ini pada menyebabkan sistem lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan seperti :
- kecurangan-kecurangan, yang mengakibatkan tidak amannya kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data kurang terjamin.
- kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.
- tidak efisiennya operasi.
- tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
  1. Pertumbuhan Organisasi
Pertumbuhan organisasi menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan ini seperti kebutuhan akan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Semua ini mengakibatkan sistem lama tidak efektif lagi.
  1. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)
Disini maksudnya adalah dengan pengembangan system kita dapat mempromosikan usaha kita melalui internet sehingga kita bisa meraih kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan pelanggan.
  1. Adanya instruksi-instruksi (directives)
Penyusunan system yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atasan pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
2. Tujuan Pengembangan Suatu Sistem
- Memecahkan permasalahan-permasalahan
- Meraih kesempatan-kesempatan
- Memenuhi instruksi yang diberikan
3. Harapan Setelah Pengembangan Sistem Baru
- Perfomance (kinerja)
Peningkatan terhadap kinerja system yang baru menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu) dan response time (rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi).
- Information
Peningkatan kualitas informasi yang didapatkan
- Ekonomis
Peningkatan terhadap manfaat-manfaat, keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
- Efisiensi
Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inpitnya.
- Servis (pelayana)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.
4. Prinsip Pengembangan Sistem
Ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu :
  1. Sistem untuk manajemen
Setelah system selesai dikembangkan, maka yang menggunakan informasi dari system adalah manajemen sehingga system harus mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
  1. Investasi modal yang besar
System yang dikembangkan membutuhkan dana modal yang besar. Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal yaitu :
- Semua alternative yang harus diinvestigasi
- Investasi yang terbaik harus bernilai
  1. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
Manusia merupakan factor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu diperlukan orang yang terdidik yang menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
  1. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan system
Siklus atau daur hidup pengembangan system (System Development Life Cycle atau SDLC) umumnya menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas kerja yang harus dilakukan.
  1. Proses pengembangan system tidak harus urut
Disini dimaksud adalah langkah-langkah dapat dilakukan secara bersamaan.
  1. Jangan takut membatalkan proyek
Proyek yang sudah tidak layak lagi, maka proyek tersebut harus dihentikan atau dibatalkan karena apabila proyek ini diteruskan maka akan membuang dana saja.
  1. Dokumentasi harus ada dan pedoman dalam pengembangan system
Kegagalan membuat dokumentasi kerja adalah kesalahan kritis yang dibuat analis system. Dokumentasi ini dibuat pada waktu proses dari pengembangan system, karena dokumentasi ini dapat dihasilkan dari hasil kerja tiap-tiap langkah dari pengembangan system. Dokumentasi ini nantinya digunakan bahan komunikasi antara analis system dengan pemakai system dan dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem
5. System development life cycle
- Model Waterfall
Disebut dengan waterfall karena proses tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada gambar berikut :

Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:
· System / Information Engineering and Modeling. Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
· Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
· Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
· Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
· Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
· Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

- Model Iteratif

Model inkremental menggabungkan elemen-elemen model waterfall (diaplikasikan secara berulang) dengan prototipe iteratif. Model ini memakai urutan-urutan linier dalam model seiring dengan laju waktu. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak. Pada saat model pertambahan dipergunakan, pertambahan pertama seringkali adalah produk inti(core product). Produk inti ini kemudian dipergunakan oleh pelanggan. Sebagai hasil dari pemakaian dan/atau evaluasi, prototipe dikembangkan untuk pertambahan selanjutnya. Prototipe tersebut menekankan modifikasi produk inti agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan fitur serta fungsionalitas tambahan. Model inkremental ini seperti model prototipe dan pendekatan-pendekatan evolusioner lain yang bersifat iteratif. Tetapi tidak seperti model prototipe, model inkremental berfokus pada penyampaian produk operasional dalam setiap pertambahannya. Pertambahan awal ada di versi striped down dari produk akhir, tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai. Perkembangan incremental berguna pada saat staffing tidak dapat digunakan untuk batas waktu bisnis yang telah ditetapkan untuk proyek tersebut. Jika produk inti diterima, maka staf tambahan bisa ditambahkan untuk mengimplementasikan pertambahan selanjutnya.
- Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap. Perangkat lunak dikembangkan dalam deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis inkremantal bias berupa model/prototype kertas, kemudian sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem yang lebih lengkap.
Tahapan-Tahapan Model Spiral
Model spiral dibagi menjadi enam wilayah tugas yaitu:
1. Komunikasi pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhankebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan
2. Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
3. Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
4. Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
5. Konstruksi dan peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang , dan memberi pelayanan kepada pemakai.
6. Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.

Dari gambar tersebut, proses dimulai dari inti bergerak searah dengan jarum jam mengelilingi spiral. Lintasan pertama putaran menghasilkan perkembangan spesifikasi produk. Putaran selanjutnya digunakan untuk mengembangkan sebuah prototype, dan secara progresif mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih canggih. Masing-masing lintasan yang melalui daerah perencanaan menghasilkan penyesuaian pada rencanan proyek. Biaya dan jadwal disesuaikan berdasarkan umpan balik yang disimpulakan dari evaluasi pelanggan. Manajer proyek akan menambah jumlah iterasi sesuai dengan yang dibutuhkan.
Kelebihan dan Kelemahan Model Spiral
a. Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
b. Kelemahan model Spiral:
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute
6. Pendekatan pengembangan sistem
Ada 5 pendekatan dalam pengembangan suatu sistem :
  1. Pendekatan klasik lawan pendekatan terstruktur (dipandang dari metodologi yang digunakan)
Pendekatan klasik merupakan lawan dari pendekatan terstruktur. Metodologi klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan di system life cycle. Orang yang mengembangkan sistem ini masih memerlukan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem tersebut. Kemudian muncul pendekatan terstruktur yang menyediakan kepada analis sistem tambahan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem disamping itu tetap mengikuti ide dari system life cycle
    1. Pendekatan klasik
Pendekatan ini disebut juga pendekatan tradisional (tradistional approach) atau pendekatan konvensional (conventional approach) adalah pendekatan didalam pengembangan sistem mengikuti tahapan-tahapan di system life cycle tanpa dibekali dengan alat-alat dan teknik-teknik yang memedai.
Permasalah-permasalah pada pendekatan ini adalah :
§ Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit karena kurang adanya alat-alat dan teknik-teknik dalam mengembangkan sistem
§ Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal karena dokumantasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur
§ Kemungkinan kesalahan sistem besar karena pendekatan ini tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem
§ Keberhasilan sistem kurang terjamin karena kurang melibatkan pemakai sistem dalam pengembangan sistem, sehingga kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem menjadi kurang sesuai dengan yang diinginkan.
§ Masalah dalam penerapan sistem karena kurangnya kurangnya keterlibatan pemakai sistem dalam tahap pengembangan sistem, maka pemakai sistem hanya akan mengenal sistem yang baru pada tahap diterapkan saja.
    1. Pendekatan terstruktur
Kerena pendekatan klasik banyak terjadi permasalahan-permasalahan maka muncullah pendekatan terstruktur. Dimana pendekatan ini dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

  1. Pendekatan sepotong lawan pendekatan sistem (dipandang dari sasaran yang akan dicapai)
Pendekatan sepotong merupakan pendekatan pengembangan sistem yang menekankan papa suatu kegiatan atau aplikasi tertentu saja. Tanpa memperhatikan sasaran keseluruhan dari organisasi. Pendekatan ini hanya memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja.
Pendekatan sistem memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing kegiatan atau aplikasi. Pendekatan ini juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya menekankan pada sasaran dari sistem informasi itu saja.

  1. Pendekatan bawah-naik lawan pendekatan atas-turun (dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari sistem)
Pendekatan bawah-naik (down-top approach) dimulai dari level bawah organisasi yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini merupakan ciri-ciri pendekatan klasik yang sering disebut dengan intilah data analysis
Pendekatan atas-bawah (top-down approach) dimulai dari level atas organisasi yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dari mendefinisikan sasaran, kemudian melakukan analisis kebutuhan informasi, setelah itu turun ke pemrosesan transaksi yaitu penentuan output, input, basis dara, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur yang sering disebut dengan istilah dicision analysis.

  1. Pendekatan sistem-menyeluruh lawan pendekatan moduler (dipandang dari cara mengembangkannya)
Pendekatan sistem menyeluruh merupakan pendekatan yang mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh. Pendekatan ini merupakan ciri-ciri pendekatan klasik.
Pendekatan moduler berusaha memecahkan sistem yang rumit menjadi beberapa bagian atau modul yang sederhana sehingga alkan majadi lebih mudah dipahami dan dikembangkan. Dengan ini sistem akan dapat dikembangkan tepat pada waktu yang direncanakan, mudah dipahami oleh pemakai sistem dan mudah dipelihara. Pendekatan ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur.

  1. Pendekatan lompatan-jauh lawan pendekatan berkembang (dipandang dari teknologi yang akan digunakan)
Pendekatan lompat-jauh (great loop approach) menerapkan perubahan secara menyeluruh menggunakan teknologi canggih seperti komputer. Pendekatan ini banyak menggunakan dana karena terlalu mahal. Pendekatan ini juga juga sulit untuk dikembangkan karena terlalu komplek.
Pendekatan berkembang (evolutionary approach) menerapkan teknologi canggih untuk aplikasi-aplikasi tertentu saja.. Pendekatan ini kembangkan untuk mengikuti kebutuhannya sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada disamping itu pendekatan ini hemat biaya dan dapat mengikuti perkembangan teknologi yang cepat.
7. Arti dari metodologi, metoda dan algoritma
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postolat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lain.
Metode adalah suatu cara sistematik untuk mengerjakan sesuatu atau cara untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Sedangkan algoritma merupakan urutan-urutan prosedur untuk memecahkan masalah.

8. Klasifikasi metodologi pengembangan
  • Functional decomposition methologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diterapkan. Contohnya :
- HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)
- Stepwise refinement (SR) atau Iterarive stepwise refinement (ISR).
- Information-hiding
  • Data-oriented methodologies
Menekankan pada karakteristik data yang diproses
      1. Data-flow oriented: modul-modul sesuai tipe elemen data
- SADT (Structured Analysis and Design Tecniques)
- Composite Design
- Structured System Analysis and Design (SSAD)
      1. Data-structure oriented: struktur input dan output
- JSD (Jakson’s system development)
- W/O (Warnier/Orr)
  • Prescriptive methodologies
o ISDOS (Information System Design and Optimization System)
Digunakan untuk mangotomatisasi proses pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai 2 komponen yaitu : PSL (mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine-readable form) dan PSA (digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan)
o PLEXSYS
Digunakan untuk melakukan transformasi suatu statemen bahasa komputer tingkat tinggi ke suatu executable code untuk suatu konfigurasi perangkat keras yang diinginkan.
o PRIDE
Perangkat lunak untuk analisis/disain sistem terstruktur, manajemen data, manajemen proyek dan pendokumentasian.
o SDM/70
Perangkat lunak yang berisi dengan kumpulan metode, estimasi, dokumentasi dan petunjuk administrasi guna membantu pemakai untuk mengembangkan dan merawat sistem.
o SPECTRUM
- SPECTRUM-1 untuk life cycle konvensional
- SPECTRUM-2 untuk sistem manajemen proyek terstruktur
- SPECTRUM-3 untuk on-line interactive estimator
o SRES dan SREM
9. Alat dalam pengembangan sistem
Alat-alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik.
a. HIPO diagram, digunakan di metodologi HIPO dan metodologi lainnya.
b. Data flow diagram, digunakan di metodologi structured system analysis and design.
c. Structured chart, digunakan di metodologi structured system analysis and design.
d. SADT diagram, digunakan di metodologi SADT
e. Warnier/Orr diagram, digunakan di metodologi Warnier/Orr
f. Jakson’s diagram, digunakan di metodologi Jakson System Development
Alat yang menggunakan bagan:
a. Activity charting: menggambarkan aktivitas, contoh: Gant chart, flowchart, dll
b. Layout charting: menggambarkan tataletak
c. Personal relationship charting: menggambarkan hubungan personil, contoh: organization chart, working distribution chart
10. Teknik pengembangan sistem
a. Teknik manajemen proyek à untuk penjadualan proyek, contoh: CPM dan PERT
b. Teknik menemukan fakta à untuk mengumpulkan dan menentukan data/fakta
- Wawancara
- Observasi
- Daftar pertanyaan
- Pengumpulan sampel
c. Teknik analisis biaya/manfaat à cost-benefit dan cost-effectiveness analysis
d. Teknik menjalankan rapat
e. Teknik inspeksi
11. Perbedaan antara Analis Sistem & Pemrogram
Analis sistem mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan pemakai sistem untuk mengidentifikasi pemecahan. Sebutan lain untuk analis sistem adalah analis informasi (information analysis). Sedangkan pemrogram adalah orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi tertentu berdasarkan rancang bangun yang dibuat oleh analis sistem.
Pengetahuan yang diperlukan oleh seorang analis sistem :
  1. Pengetahuan dan keahlian tentang pengolahan data, teknologi komputer dan pemrograman komputer.
- Keahlian teknis yang harus dimiliki adalah keahlian dalam menggunakan alat dan teknik untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi serta ahli dalam menggunakan komputer
- Pengetahuan teknis meliputi pengetahuan tentang perangkat keras komputer, teknologi komunikasi data, bahasa-bahasa komputer, sistem operasi, utilities dan paket-paket perangkat lunak lainnya.
  1. Pengetahuan bisnis secara umum
Analis sistem harus mengetahui tentang bisnis secara umum karena sekarang paling banyak menggunakan aplikasi bisnis. Ini meliputi akuntasi keuangan, akuntasi biaya, akuntasi manajemen, sistem pengendalian manajemen, pemasaran, produksi, manajemen personalia, keuangan, tingkah laku organisasi, kebijaksanaan perusahaan, dll.
  1. Pengetahuan tentang metode kuantitatif
Misalnya : pemrograman linier, pemrograman dinamik, regresi, network, pohon keputusan, trend, simulasi, dll.
  1. Keahlian pemecahan masalah
Analis sistem harus mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh bisnis, menganalisis masalah dan kemudian harus dapat merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
  1. Keahlian komunikasi antar personil
Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik secara lisan mampu secara tertulis. Keahlian ini diperlukan dalam wawancara, presentasi, rapat, dan pembuatan laporan-laporan.
  1. Keahlian membina hubungan antar personil.
Manusia merupakan faktor yang kritis di dalam sistem dan watak manusia satu dengan yang lain berbeda. Apabila analis sistem tidak dapat membina hubungan yang baik dengan pemakai sistem sistem atau manajemen dan kecendrungan pemakai sistem akan mempersulitnya.

sumber : dosen ut-online.2012.elearning.ut.ac.id. jakarta.kelas mahasiswa ut-online.

3 comments: