BAB 20 : MEMPERKENALKAN PENAWARAN PASAR BARU
1.1 Pendahuluan
Perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun
barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu
perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh
konsumen.
Perusahaan harus
meningkatkan pendapatan mereka sepanjang waktu dengan mengembangkan produk dan
jasa baru serta melakukan perluasan ke pasar baru. Pengembangan produk
membentuk masa depan perusahaan. Peningkatan atau penggantian produk dan jasa
dapat mempertahankan atau membangun penjualan produk dan jasa yang baru bagi
dunia dapat mengubah industri dan perusahaan serta mengubah kehidupan.
Akan tetapi, rendahnya
tingkat keberhasilan produk dan jasa baru menunjukan banyak tantangan
didalamnya. Semakin banyak perusahaan yang tidak hanya sekedar membicarakan
inovasi. Mereka mengubah cara mereka dalam mengembangkan produk dan jasa baru
secara fundamental. Perusahaan di seluruh dunia berusaha menemukan cara kreatif
untuk mengembangkan produk dan jasa yang jauh lebih baik, cepat dan efisien.
Pemasar memainkan peran kunci dalam pengembangan.
2.1
Pilihan Produk Baru
2.1.1
Membuat atau Membeli
Perusahaan
dapat menambahkan produk baru melalui akuisisi atau pengembangannya. Rute
akuisisi bisa mengambil tiga bentuk. Perusahaan dapat membeli perusahaan lain,
mendapatkan hak paten dari perusahaan itu atau membeli lisensi atau waralaba
dari perusahaan lain. Namun, keberhasilan perusahaan tidak hanya didapatkan
dari begitu banyak akuisisi.
Pada
beberapa titik, ada kebutuhan mendesak untuk pertumbuhan organik pengembangan
produk baru dari dalam perusahaan. Untuk pengembangan produk, perusahaan dapat
menciptakan produk baru di laboratorium nya sendiri, atau dapat menandatangani
kontrak dengan periset independen atau perusahaan pengembangan produk untuk
mengembangkan produk tertentu atau menyediakan teknologi baru.
2.1.2
Jenis-jenis
Produk
baru berkisar dari produk baru bagi dunia yang menciptakan pasar yang
seluruhnya baru pada sisi, sampai perbaikan atau revisi kecil produk lama di
sisi lain. Sedangkan besar kegiatan produk baru ditujukan untuk memperbaiki
produk lama. Dalam banyak kategori, semakin sulit mengidentifikasikan produk
sukses yang akan mengubah produk pasar, tetapi inovasi yang berkelanjutan untuk
lebih memuaskan kebutuhan konsumen dapat mendorong pesaing untuk saling
mengejar.
Dengan
terus meluncurkan produk baru sebagai perluasan merek dalam kategori produk
yang berhubungan juga dapat memperluas arti merek. Inovasi produk dan program
pemasaran efektif memungkinkan perusahaan-perusahaan ini memperluas jejak pasar mereka. Inovasi
yang radikal dapat memberikan kerugian pada laba perusahaan dalam jangka
pendek, tetapi sisi baiknya adalah bahwa keberhasilan dapat menciptakan
keunggulan kompetitif yang lebih tahan lama dibandingkan produk biasa.
2.2
Tantangan Dalam Pengembangan Produk Baru
2.2.1
Imperatif Inovasi
Dalam perekonomian yang berubah dengan cepat,
inovasi berkelanjutan merupakan suatu keharusan. Perusahaan yang sangat
inovatif mampu mengidentifikasikan dan mengukur peluang pasar baru dengan
cepat. Perusahaan yang gagal mengembangkan produk baru sama saja menempatkan
diri mereka sendiri pada resiko. Produk lama mereka rentan terhadap perubahan
kebutuhan dan selera pelanggan, teknologi baru, siklus hidup yang lebih pendek,
dan persaingan domestik dan asing yang meningkat. Teknologi baru merupakan
ancaman utama.
2.2.2
Keberhasilan Produk Baru
Inovasi
tambahan dapat memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar baru dengan
memperbaiki produk baru untuk pelanggan baru, menggunakan variasi produk ini
untuk tetap memimpin pasar, dan menciptakan solusi jangka pendek untuk seluruh
masalah industri. Perusahaan baru menciptakan teknologi perusak yang lebih
murah dan mungkin mengubah ruang kompetitif. Perusahaan ternama bisa jadi
lambat dalam memberikan reaksi atau investasi terhadap teknologi perusak ini karena
teknologi perusak ini mengancam investasi mereka.
Agar
perusahaan dapat berhasil dalam mengembangkan produk faktor utama adalah produk
yang superior dan unik. Faktor lainnya adalah konsep produk yang didefinisikan
dan menilai pasar sasaran, kebutuhan produk, dan manfaat secara cermat sebelum
melanjutkan produk tersebut. Faktor selanjutnya adalah sinergi teknologi dan
pemasaran, kualitas pelaksanaan di semua tahap, dan daya tarik pasar.
2.2.3
Kegagalan Produk Baru
Beberapa
faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah :
·
Kelangkaan ide penting
pada wilayah tertentu. Mungkin hanya sedikit cara yang tersisa untuk
meningkatkan beberapa produk dasar (seperti baja atau deterjen).
·
Pasar yang
terfragmentasi. Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka pada segmen
pasar yang lebih kecil, dan ini berarti penjualan dan laba lebih rendah untuk
setiap produk.
·
Batasan sosial dan
pemerintah. Produk baru harus memuaskan keamanan konsumen dan ramah lingkungan.
·
Biaya pengembangan. Perusahaan
biasanya harus menghasilkan banyak ide untuk menemukan satu nilai kelayakan
pengembangan dan sering menghadapi tingginya biaya R&D, manufaktur, dan
pemasaran.
·
Kelangkaan modal.
Beberapa perusahaan mempunyai ide bagus,
tetapi tidak dapat mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk meneliti dan
meluncurkannya.
·
Waktu pengembangan yang
dibutuhkan lebih pendek. Perusahaan harus mempelajari bagaimana cara memadatkan
waktu pengembangan dengan menggunakan teknik baru, mitra strategis, uji konsep
dini, dan perencanaan pemasaran yang bagus.
2.2.4
Penyebab Kegagalan Produk Baru
1. Kegagalan
pasar/pemasaran
·
Ukuran pasar potensial
kecil
·
Tidak ada diferensiasi
produk yang jelas
·
Positioning buruk
·
Salah memahami
kebutuhan pelanggan
2. Kegagalan keuangan
·
Tingkat pengembalian
investasi yang rendah
3. Kegagalan penentuan waktu
·
Terlambat masuk pasar
·
Terlalu cepat – pasar
belum berkembang.
4. Kegagalan Teknis
·
Produk tidak bekerja
·
Desain yang buruk.
5. Kegagalan Organisasional
·
Tidak sesuai dengan
budaya organisasi
·
Kekurangan dukungan
organisasi
6. Kegagalan Lingkungan
·
Peraturan pemerintah
·
Faktor makroekonomi
2.3
Pengaturan Organisasi
Sebuah
perusahaan menentukan kriteria produk yang dapat diterima, yaitu sebagai
berikut :
·
Produk dapat diperkenalkan
dalam lima tahun
·
Produk mempunyai
potensi pasar setidak nya $50 juta dan tingkat pertumbuhan 15%.
·
Produk dapat memberikan
setidaknya tingkat pengembalian penjualan 30% dan investasi 40%.
·
Produk dapat mencapai
kepemimpinan teknis atau pasar.
2.3.1
Menentukan Anggaran bagi Pengembangan Produk Baru
Manajemen
senior harus menentukan berapa banyak anggaran yang diperlukan untuk
pengembangan produk baru. Beberapa perusahaan membiayai proyek sebanyak
mungkin, berharap untuk mencapai pemenang. Beberapa perusahaan menetapkan
presentase penjualan konvensional atau menghabiskan sebesar jumlah yang
dihabiskan pesaing. Dan juga, beberapa perusahaan memutuskan berapa banyak
produk baru yang berhasil yang mereka perlukan dan bekerja untuk memperkirakan
investasi yang diperlukan.
2.3.2
Mengelola Pengembangan Produk Baru
Banyak
perusahaan memberikan tanggung jawab ide produk baru kepada manajer produk.
Namun, manajer produk sering kali terlalu sibuk untuk mengelola lini yang ada
sehingga mereka tidak banyak memikirkan produk baru selain perusahaan lini.
Mereka juga kurang mempunyai keahlian dan pengetahuan khusus yang diperlukan
untuk mengembangkan dan mengkritik produk baru.
Beberapa
perusahaan mempunyai komite manajemen tingkat tinggi yang bertugas meninjau dan
menyetujui proposal. Perusahaan besar sering membentuk departemen produk baru
yang dikepalai oleh manajer yang memiliki kewenangan substansial dan akses ke
manajemen puncak. Tanggung jawab utama departemen meliputi menghasilkan dan
menyaring ide baru, bekerja sama dengan departemen R&D dan melaksanakan uji
lapangan dan komersialisasi.
Banyak
perusahaan besar menggunakan system gerbang tahap (Stage gate system) untuk
mengelola proses inovasi. Mereka membagi proses ke dalam beberapa tahap, yang pada
akhir setiap tahap terdapat gerbang atau titik pemeriksaan. Untuk bergerak dari
tahap rencana bisnis ke tahap pengembangan produk diperlukan studi riset pasar
yang meyakinkan tentang kebutuhan dan minat konsumen, analisis kompetitif, dan
penilaian teknis.
Manajer
senior meninjau kriteria di setiap gerbang untuk mengambil satu dari empat
keputusan. Maju, bunuh, tahan atau daur ulang. System gerbang tahap membuat
proses inovasi dapat dilihat oleh semua pihak yang terlibat dan menjelaskan
tanggung jawab pemimpin proyek dan tim pada setiap tahap.
2.4
Mengelola Proses Pengembangan Ide
2.4.1
Penciptaan Ide
Proses
pengembangan produk baru dimulai dengan pencarian ide. Ide produk baru bisa
berasal dari interaksi dengan berbagai kelompok dan menggunakan teknik yang
menghasilkan kreatifitas.
2.4.2
Berinteraksi dengan Orang Lain
Didorong
oleh gerakan inovasi terbuka, banyak perusahaan semakin melangkah keluar
perusahaan untuk mendapatkan sumber eksternal ide-ide baru, termasuk pelanggan,
karyawan, ilmuan, insinyur, anggota saluran, agensi pemasaran, manajemen
puncak, dan bahkan pesaing. Kebutuhan
dan keinginan pelanggan merupakan tempat yang logis untuk memulai riset.
Sepuluh
cara menemukan ide produk yang hebat :
1. Menjalankan
sesi informal, yang didalam sesi tersebut, kelompok pelanggan bertemu dengan
insinyur dan desainer perusahaan untuk mendiskusikan masalah dan kebutuhan
serta bertukar pikiran tentang solusi potensial.
2. Memberikan
waktu luang, waktu penyelidikan bagi kelompok teknis untuk memainkan proyek
mereka sendiri.
3. Mengadakan
sesi tukar pikiran dengan pelanggan sebagai fitur standar tur pabrik.
4. Mensurvei
pelanggan anda. Temukan apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai dalam
produk anda dan produk pesaing anda.
5. Lakukan
riset “terbang di atas dinding” atau “berkemah” dengan pelanggan, seperti yang
dilakukan Fluke dan Hewlett-Packard
6. Gunakan
putaran iterasi. Sekelompok pelanggan dalam satu ruang, memfokuskan diri untuk
mengidentifikasikan masalah, dan sekelompok orang teknis di ruang lainnya, mendengarkan
dan bertukar pikiran tentang solusi. Segera uji solusi yang direncanakan dengan
kelompok pelanggan.
7. Mengadakan
pencarian kata kunci yang secara rutin memindai publikasi dagang di berbagai
negara yang mengumumkan produk baru.
8. Memperlakukan
pameran dagang sebagai misi intelijen, yang dengan misi tersebut anda memandang
semua yang baru di industri anda dibawah satu atap.
9. Memerintahkan
orang bagian teknis dan pemasaran untuk mengunjungi laboratorium pemasok anda
dan menghabiskan waktu dengan orang-orang teknis mereka- menemukan apa yang
baru.
10. Mendirikan
ruang ide, dan membuatnya terbuka dan mudah diakses. Memungkinkan karyawan
mengulas ide dan menambahkan ulasan itu secara konstruktif.
Tujuh cara untuk
menarik ide baru dari pelanggan anda :
1. Meneliti
bagaimana pelanggan anda menggunakan produk anda
2. Menanyakan
kepada pelanggan mengenai masalah dengan produk anda
3. Bertanya
kepada pelanggan anda tentang produk impian mereka
4. Menggunakan
dewan penasehat pelanggan untuk mengomentari ide perusahaan anda.
5. Menggunakan
situs web untuk ide baru.
6. Membentuk
komunitas merek yang terdiri dari para peminat untuk membicarakan produk anda
7. Mendorong
atau menantang pelanggan mengubah atau memperbaiki produk anda.
3.1 Mengelola Proses Pengembangan : Konsep sampai
Strategi
3.1.1 Pengembangan Konsep
Mari kita ilustrasikan pengembangan konsep dalam
situasi berikut : perusahaan pemrosesan makanan besar mendapatkan ide untuk
memproduksi bubuk yang ditambahkan ke susu guna meningkatkan nilai nutrisi dan
rasanya. Ini adalah ide prosuk, tetapi konsumen tidak membeli ide produk ;
mereka membeli konsep produk.
·
Konsep 1.
Minuman sarapan instan untuk orang dewasa yang menginginkan sarapan bergizi
yang cepat tanpa persiapan
·
Konsep 2.
Makanan ringan yang lezat untuk anak-anak dan diminum sebagai penyegar di siang
hari.
·
Konsep 3.
Suplemen sehat bagi orang dewasa tua yang diminum malam hari sebelum mereka
tidur.
Setiap
konsep mempresentasikan konsep kategori yang mendefinisikan persaingan produk.
Minuman sarapan instan akan bersaing dengan bacon dan telur, sereal sarapan,
kopi dan roti, serta alternative sarapan lainnya. Minuman sebagai makanan
ringan yang lezat akan bersaing dengan minuman ringan, jus buah, minuman
olahraga, dan penghilang haus lainnya.
Misalkan konsep minuman sarapan instan sepertinya
merupakan konsep yang paling baik. Tugas berikutnya adalah menunjukan posisi
produk bubuk ini dalam hubungannya dengan produk sarapan lain. Peta perceptual
adalah cara visual untuk menampilkan persepsi dan preferensi konsumen. Peta
tersebut memberikan gambaran kuantitatif tentang situasi pasar dan bagaimana
konsumen melihat produk, layanan, dan merek yang berbeda beserta berbagai
dimensi. Dengan meletakan preferensi konsumen di atas persepsi merek, pemasar
dapat mengungkapkan “lubang” atau “bukaan” yang menunjukkan kebutuhan konsumen
yang belum terpenuhi.
3.1.2 Pengujian Konsep
Pengujian konsep berarti menampilkan konsep produk,
secara simbolis atau fisik, untuk membidik konsumen dan melihat reaksinya.
Semakin besar kemiripan konsep yang diuji dengan produk atau pengalaman akhir,
semakin handal pengujian konsep tersebut. Pengujian konsep prototype tidak
hanya dapat membantu dalam menghindari kesalahan yang mahal, tetapi juga
terutama menantang dengan produk baru yang berbeda bagi dunia secara
menyeluruh.
Analisi Konjoin
Kita mengukur preferensikonsumen untuk konsep produk
alternative dengan analisis Konjoin (conjoint analysis), sebuah metode untuk
menghasilkan nilai utilitas yang dilekatkan konsumen pada beragam tingkat
atribut produk. Analisis conjoin menjadi salah satu pengembangan konsep dan
alat pengujian paling populer.
3.1.3 Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah uji konsep berhasil, manajer produk baru akan
mengembangkan rencana strategi tiga bagian awal untuk memperkenalkan produk
baru ke pasar :
1.
Menggambarkan
ukuran pasar sasaran, struktur, dan perilaku ; positioning produk yang
direncanakan, lalu penjualan, pangsa pasar, dan tujuan laba yang dicari dalam
beberapa tahun pertama.
2.
Menggarisbawahi
harga, strategi distribusi, dan anggaran pemasaran yang direncanakan selama
tahun pertama
3.
Rencana strategi
pemasaran menggambarkan tujuan penjualan dan laba jangka panjang serta strategi
bauran pemasaran sepanjang waktu.
4. Mengelola
Proses Pengembangan : Pengembangan sampai Komersialisasi
4.1 Pengembangan Produk
Tugas menerjemahkan kebutuhan pelanggan sasaran ke
dalam prototype yang berhasil dibantu oleh sejumlah metode yang dikenal sebagai
penerapan fungsi kualitas (quality function deployment-QFD). Metodologi ini
mengambil daftar atribut pelanggan (CA) yang diinginkan dan dihasilkan oleh
riset pasar, lalu mengubahnya menjadi daftar atribut engineering (EA) yang
dapat digunakan insinyur.
Uji Pelanggan. Ketika
prototype siap, prototype tersebut harus melalui berbagai uji fungsional dan
uji pelanggan sebelum memasuki pasar. Pengujian alfa adalah pengujian produk di
dalam perusahaan untuk melihat bagaimana produk melakukan berbagai aplikasi.
Setelah memperbaiki prototype lebih lanjut, perusahaan beralih ke pengujian
beta dengan pelanggan.
Pengujian Pasar. Setelah
manajemen puas dengan kinerja fungsional dan psikologis, produk siap dikemas
dengan nama merek dan kemasan dan dimasukkan dalam uji pasar. Dalam pengaturan
autentik, pemasar dapat mempelajari seberapa besar pasar yang ada dan bagaimana
konsumen dan penyalur bereaksi untuk menangani, menggunakan, dan membeli
kembali produk.
Uji Pasar Barang
Konsumen. Uji produk konsumen berusaha memperkirakan empat variable :
percobaan, pengulangan pertama, pemakaian, dan frekuensi pembelian. Berikut ini
empat metode uji pasar barang konsumen yang utama, dari yang paling murah
sampai yang paling mahal :
1.
Riset Gelombang
Penjualan. Dalam riset ini, konsumen yang pada mulanya mencoba produk secara
gratis ditawari kembali, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit lebih
murah. Penawaran dapat dibuat sebanyak lima kali (gelombang penjualan), sementara
perusahaan mencatat berapa banyak pelanggan yang memilih produk itu lagi dan
tingkat kepuasan mereka yang dilaporkan. Pada riset gelombang penjualan juga
dapat ditunjukkan satu atau lebih konsep iklan pada konsumen untuk mengukur
dampak iklan tersebut terhadap pembelian berulang.
2.
Pemasaran Uji
Tersimulasi. Pemasaran uji tersimulasi mengharuskan perusahaan menemukan 30
sampai 40 pembelanja bermutu dan menanyai mereka tentang hal-hal yang mereka
ketahui dan preferensi merek dalam kategori produk tertentu. Konsumen ini
menghadiri penyaringan singkat tentang iklan komersial atau iklan cetak
terkenal dan baru. Konsumen menerima sejumlah kecil uang dan diundang ke toko
dimana mereka bisa saja membeli barang apa pun. Perusahaan mencatat berapa
banyak konsumen membeli merek baru dan merek pesaing. Hal ini memberikan ukuran
efektivitas iklan dalam hubungannya terhadap iklan pesaing pada percobaan yang
distimulasi.
3.
Pemasaran Uji
Terkendali. Dalam pemasaran uji terkendali, perusahaan riset mengelola panel
toko yang akan menjual produk untuk mendapatkan komisi. Perusahaan dengan
paroduk baru menentukan jumlah toko dan lokasi geografis yang ingin diujinya. Perusahaan
riset mengirimkan produk ke toko peserta dan mengendalikan posisi rak; jumlah
tampak, tampilan, dan promosi titik penjualan; serta penetapan harga. Pemindai
elektronik mengukur penjualan pada saat pemeriksaan keluar. Perusahaan juga
mengevaluasi dampak iklan dan promosi local.
Menguji Pasar. Cara
terakhir untuk menguji produk konsumen baru adalah menempatkannya ke pasar uji secara penuh.
Perusahaan memilih beberapa kota perwakilan, dan tenaga penjualan berusaha
menjual ke pedagang untuk mengambil produk dan memberi penempatan rak yang
baik. Perusahaan memasang iklan dan melakukan kampanye promosi penuh yang mirip
dengan yang digunakan dalam pemasaran nasional.
Pengujian Pasar Barang Bisnis. Barang bisnis juga dapat memanfaatkan pengujian pasar.
Barang industry yang mahal dan teknologi
baru biasanya akan menjalani pengujian alfa (di dalam perusahaan) dan pengujian
beta (dengan pelanggan luar). Sepanjang pengujian beta, orang teknis perusahaan
meneliti bagaimana pelanggan uji menggunakan produk, praktik yang sering
menyingkap masalah keamanan dan layanan yang belum diantisipasi dan memberikan
tanda kepada perusahaan untuk melakukan pelatihan pelanggan dan kebutuhan
pelayanan. Perusahaan juga dapat meneliti seberapa besar nilai yang ditambahkan
peralatan bagi operasi pelanggan sebagai petunjuk bagi penetapan harga
selanjutnya.
4.2 Komersialisasi
Kapan
(Penentuan Waktu). Dalam
mengkomersialisasikan produk baru, penentuan waktu memasuki pasar sangat
penting. Perusahaan menghadapi tiga pilihan :
1.
Masuk pertama.
Perusahaan pertama yang memasuki pasar biasanya menikmati “keuntungan penggerak
pertama” dengan mengunci distributor dan pelanggan kunci serta mendapatkan
kepemimpinan. Akan tetapi, jika produk masuk ke pasar sebelum benar-benar bebas
masalah, strategi masuk pertama bisa menjadi boomerang.
2.
Masuk secara
berbarengan/parallel. Perusahaan dapat menentukan waktu untuk memasuki pasar
bersamaan dengan saat pesaing memasuki pasar. Pasar akan lebih memberikan
perhatian ketika dua perusahaan mengiklankan produk baru.
3.
Masuk
belakangan. Perusahaan mungkin menunda peluncurannya sampai setelah pesaing
masuk. Pesaing harus mengeluarkan biaya mendidik pasar dan produknya dapat
menunjukkan kesalahan yang dapat dihindari produk yang masuk belakangan. Produk
yang masuk belakangan ini juga dapat mempelajari ukuran pasar.
Dimana (Strategi Geografis). Perusahaan harus memutuskan apakah mereka akan
meluncurkan produk baru dalam satu kawasan, sebuah wilayah, beberapa wilayah,
pasar nasional, atau pasar internasional. Sebagian besar perusahaan akan
mengembangkan peluncuran pasar terencana sepanjang waktu. Ukuran perusahaan
merupakan factor penting disini. Perusahaan kecil akan memilih kota yang
menarik dan melaksanakan kampanye kilat, memasuki kota lain satu per satu.
Perusahaan besar akan memperkenalkan produk mereka ke seluruh wilayah, kemudian
beralih ke wilayah berikutnya. Perusahaan dengan jaringan distribusi nasional,
seperti perusahaan otomotif, akan meluncurkan model mereka ke pasar nasional.
Kepada Siapa (Prospek Pasar Sasaran). Dalam pasar peluncuran, perusahaan harus menentukan
sasaran distribusi dan pro,osi awalnya kepada kelompok calon pelanggan terbaik.
Perusahaan harus menentukan profil calon pelanggan ini, dan idealnya mereka
harus berupa pengadopsi awal, pengguna berat, dan pemimpin opini yang dapat dijangkau
dengan biaya rendah.
Bagaimana (Strategi Pengenalan Ke Pasar). Perusahaan harus mengembangkan rencana tindakan unutk
memperkenalkan produk baru ke pasar peluncuran. Karena peluncuran produk baru
sering membutuhkan waktu yang lebih lama dan uang yang lebih banyak daripada
yang diperkirakan, banyak penawaran yang berpotensi mengalami kekurangan dana.
Penting untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya yang cukup tetapi juga tidak
berlebihan ketika produk baru mendapatkan pijakan di pasar.
5.Proses Adopsi Konsumen
Adopsi (adoption) adalah keputusan seseorang untuk
menjadi pengguna tetap sebuah produk. Proses adopsi konsumen diikuti oleh
proses loyalitas konsumen, yang menjadi perhatian produsen mapan.
Pengadopsi produk baru bergerak melalui lima tahap :
1.
Kesadaran.
Konsumen menyadari inovasi, tetapi kekurangan informasi tentang inovasi
tersebut
2.
Minat.
Konsumen terdorong untuk mencari informasi tentang inovasi.
3.
Evaluasi.
Konsumen mempertimbangkan apakah mereka akan mencoba inovasi baru.
4.
Percobaan.
Konsumen mencoba inovasi unutk meningkatkan perkiraan nilainya.
5.
Adopsi.
Konsumen memutuskan untuk menggunakan inovasi secara penuh dan teratur.
5.1 Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Proses Adopsi
Lima
kelompok pengadopsi mempunyai orientasi nilai dan motif yang berbeda untuk
mengadopsi atau menolak produk baru.
·
Inovator
adalah peminat teknologi; mereka senang mencoba hal baru dan suka mengutak-atik
produk baru serta menguasai penggunaannya. Untuk mendapatkan harga murah,
mereka bersedia melaksanakan pengujian alfa dan beta serta melaporkan kelemahan
awal.
·
Pengadopsi awal adalah pemimpin opini yang mencari teknologi baru secara cermat dan
mungkin memberikan mereka keunggulan kompetitif yang dramatis. Mereka tidak
sensitive terhadap harga dan bersedia mengadopsi produk jika diberi solusi uang
dipersonalisasikan dan dukungan layanan yang baik.
·
Mayoritas awal adalah
orang pragmatis yang menerapkan teknologi baru ketika manfaatnya terbukti dan
banyak adopsi yang sudah terjadi. Mereka membentuk pasar utama.
·
Mayoritas akhir adalah konservatif skeptic yang suka menghindari resiko, tidak mengikuti
perkembangan teknologi, dan sensitive harga.
·
Orang yang lambat adalah orang yang dibatasi tradisi dan menolak inovasi sampai mereka
menemukan bahwa status quo tidak lagi dapat dipertahankan.
Pengaruh Pribadi. Adalah pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap sikap atau probabilitas
pembelian orang lain. Arti pentingnya lebih besar dalam beberapa situasi dan
untuk beberapa orang dibandingkan orang lainnya, serta lebih penting dalam
tahap evaluasi dibandingkan tahap lain. Pengaruh pribadi lebih berpengaruh pada
pengadopsi akhir daripada pengadopsi awal dan lebih penting dalam situasi yang
berisiko.
KESIMPULAN
1.
Setelah
perusahaan mensegmentasikan pasar, memilih kelompok pelanggan sasaran dan
mengidentifikasikan kebutuhannya, serta menentukan posisi besar yang
diinginkan, perusahaan itu siap mengembangkan dan meluncurkan produk dan jasa
baru yang tepat. Pemasaran harus berpartisipasi dengan departemen lain dalam
setiap tahap pengembangan produk baru.
2.
Pengembangan produk baru yang berhasil mengharuskan
perusahaan menentukan organisasi efektif untuk mengelola proses pengembangan.
Perusahaan dapat memilih unutk menggunakan manajer produk, manajer produk baru,
komite produk baru, departemen produk baru, atau tim usaha produk baru. Semakin
banyak perusahaan yang menerapkan tim lintas fungsi, berhubungan dengan
perorangan dan organisasi di luar perusahaan, dan mengembangkan berbagai konsep
produk.
3.
Delapan tahap
terjadi dalam proses pengembangan produk
baru : penciptaan ide, penyaringan, pengembangan dan pengujian konsep,
pengembangan strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan produk,
pengujian pasar, dan komersialisasi. Pada setiap tahap, perusahaan harus
menentukan apakah ide itu harus ditinggalkan atau digerakkan ke tahap
berikutnya.
4.
Proses adopsi
konsumen adalah proses yang didalamnya pelanggan belajar tentang produk baru,
mencobanya, dan mengadopsi atau menolak produk tersebut. Saat ini banyak
pemasar membidik pengguna berat dan pengadopsi awal produk baru karena kedua
kelompok dapat dijangkau oleh media tertentu dan cenderung menjadi pemimpin
opini. Proses adopsi konsumen dipengaruhi oleh banyak factor diluar kendali
pemasar, termasuk kesediaan konsumen dan organisasi untuk mencoba produk baru,
pengaruh pribadi, dan karakteristik produk atau inovasi baru.
BAB 21 : MASUK KE DALAM PASAR GLOBAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bagaimana menjalankan roda bisnis di
pasar-pasar internasional ? Yakni, apakah akan mengekspor, merundingkan suatu pemberian
lisensi atau pertanian waralaba, mendirikan usaha patungan, atau mendirikan
anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya. Meskipun secara prinsip pilihan pasar
dan cara masuk merupakan keputusan yang terpisah, karakteristik khusus negara
dan juga jalan masuk pasar internasional serta strategi ekspansi akan berdampak
pula atas pilihan cara masuk.
Disejumlah negara berbagai
karakteristik negara, seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, stabilitas
politis, risiko lingkungan, kondisi operasi, dan infrastuktur, berdampak atas
ketersediaan manajemen mengucurkan sumber daya untuk sebuah negara atau pasar
tertentu dan juga cara masuknya. Pasar kecil kerapkali paling baik dilayani
melalui pengeksporan atau pemberian lisensi, sebagai contoh. Demikian pula, manajemen
mungkin menghendaki pembatasan komitmen sumber daya ke negara-negara dengan
tingkat risiko yang tinggi atau infrastruktur yang buruk melalui perjanjian
pemberian lisensi atau usaha patungan dengan mitra lokal. Sama halnya, jika
manajemen berharap dapat memasuki sejumlah negara secara cepat, sumber daya dan
waktu yang dibutuhkan untuk mendirikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya
mungkin akan menghambat, yang mengakibatkan perusahaan menggunakan cara
pemberian lisensi atau usaha patungan.
Karakteristik produk, sifat
permintaan, hambatan perdagangan, tujuan manajemen, dan sasaran ekspansi juga
mempengaruhi keputusan pemilihan cara masuk. Produk-produk berukuran besar
dengan nilai jual rendah, sebagai umpama, membutuhkan lokasi produksi yang dekat
dengan pasar disebabkan biaya pengirimannya-sekalipun biaya ini dapat diimbangi
oleh skala ekonomis produksi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Persaingan pada Pasar Global
2. Memutuskan untuk Berekspansi ke Luar
Negeri
3. Konsep Masuk Pasar
4. Program Pemasaran
5. Organisasi Pemasaran
6. Pengaruh Negara Asal
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cara
Masuk
8. Persiapan Pemerintah Indonesia dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015
C. TUJUAN
Untuk
mengetahui bagaimana persaingan dalam pasar global, konsep-konsep yang harus
disiapkan untuk memasuki asar internasional yang terdiri dari jenis pasar apa
yang mau kita pakai,serta program dan organisasi pemasaran. Di samping dapat
diketahui juga pengaruh Negara asal sepert apa, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi cara masuk ke dalam pasar internasional. Dan yang terakhir, dapat
diketahui pula persiapan pemerintah Indonesiaa dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) di 2015 nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSAINGAN PADA PASAR GLOBAL
Banyak perusahaan menjalakan
pemasaran internasional selama beberapa dekade, perusahaan-perusahaan seperti
Nestle, Shell, Buyer, dan Toshiba telah dikenal di seluruh dunia selama
bertahun-tahun. Akan, tetapi persaingan global semakin kuat ketika perusahaan baru
ikut masuk dalam panggung internasional. Terobosan pemasaran “Samsung”
menggambarkan peningkatan pesat perusahaan tersebut ke jenjang pasar global.
Meskipun beberapa bisnis AS mungkin
ingin menghilangkan pesaing asing melalui undang-undang tertentu, cara yang
lebih baik untuk bersaing adalah terus memperbaiki produk di dalam negeri dan
berekspansi ke pasar asing. Dalam industry
global (global industry), posisi strategis di pasar geografis
atau nasional utama dipengaruhi oleh keseluruhan posisi global mereka. Perusahaan global (global
firm) beroperasi di lebih dari satu Negara dan mempunyai keunggulan
R&D, produksi, logistik, pemasaran, dan keuangan yang tidak dimilki oleh
pesaing domestik murni.
Bagi perusahaan dengan ukuran atau
jenis apapun yang ingin mendunia, mereka harus mengambil sederet keputusan,
seperti :
Memutuskan
Untuk Berekspansi Ke Luar Negeri ——> Memutuskan Pasar
Mana Yang Akan Dimasuki ——> Memutuskan Cara
Memasuki Pasar ——> Memutuskan Program
Pemasaran —–> Memutuskan Organisasi Pemasaran.
B. MEMUTUSKAN UNTUK BEREKSPANSI KE LUAR
NEGERI
Salah
satu perkembangan paling signifikan dalam praktik dunia usaha dewasa ini adalah
pertumbuhan pesat aktivitas internasional. Ekspor investasi langsung asing dan
penentuan sumber pengadaan produk dan komponen di luar negeri telah merebak
secara dramatis. Dalam situasi seperti itu, banyak perusahaan yang memasuki
pasar internasional untuk mencari sumber komponen secara lebih efektif dan
memasuki pasar produk yang bertumbuh yang lebih menjanjikan dibandingkan pasar
domestik.
Sebagian
besar perusahaan lebih suka tetap beroperasi di dalam negeri jika pasar
domestik mereka cukup besar. Manajer tidak perlu mempelajari bahasa dan hukum
Negara lain, berhubungan dengan gejolak mata uang, menghadapi ketidak pastian
politik dan hukum, atau merancang kembali produk mereka untuk memenuhi
kebutuhan dan ekspansi pelanggan yang berbeda. Bisnis akan lebih mudah dan
lebih aman. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang menarik perusahaan ke arena
internasional :
1. Beberapa pasar internasional memerberikan peluang
laba lebih tinggi dibandingkan pasar domestik.
2. Perusahaan memerlukan basis pelanggan yang lebih besar
untuk mencapai skala keekonomisan.
3. Perusahaan ingin mengurangi ketergantungannya pada
satu pasar.
4. Perusahaan memutuskan untuk menghadapi pesaing global di
pasar domestik mereka.
5. Pelanggan bepergian ke luar negeri dan membutuhkan
layanan internasional.
Sebelum perusahaan memutuskan untuk
berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus menyadari dan mempertimbangkan
beberapa resiko :
1. Perusahaan mungkin tidak memahami preferensi asing
dan bisa gagal menawarkan produk atratktif yang kompetitif.
2. Perusahaan mungkin tidak
mengerti regulasi asing dan mengalami biaya yang tidak diharapkan.
3. Perusahaan mungkin kekurangan manajer dengan pengalaman
internasional.
4. Negara asing dapat merubah
hukum komersialnya, mendevaluasi mata uangnya, atau mengalami revolusi politik
dan menyita property asing.
C. KONSEP
MASUK PASAR
Saat memutuskan untuk berekspansi ke
luar negeri, perusahaan harus mendifinisikan tujuan dan kebijakan pemasarannya.
Beberapa perbandingan penjualan internasional dengan total penjualan yang
mereka cari. Sebagian besar pertusahaan memulai dari perusahaan kecil ketika
berinvestasi ke luar negeri. Beberapa perusahaan berencana untuk tetap menjadi
perusahaan kecil, sedangkan perusahaan lain memiliki rencana yang lebih besar.
Konsep masuk pasar (market entry)
berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan di dalamnya, perusahaan dapat menjadi
anggota kelompok perusahaan yang bersaing dengan menghasilkan substitusi erat
untuk produk yang mereka tawarkan. Perusahaan harus mengembangkan seperangkat
produk, aset, dan aktivitas manajemen untuk pasar baru yang disusupi.
Kepentingannya di sini terletak pada pasar internasional baru. Masuk yang
berhasil akan tergantung pada sejumlah faktor. Hal ini tergantung pada
bagaimana perusahaan:
Menggunakan informasi peluang untuk
rnenyusup ke pasar yang menguntungkan.
Mengakses sumber daya yang
produktif.
Mengakses pasar.
Mengatasi rintangan masuk pasar.
Perusahaan-perusahaan mapan biasanya
beroperasi lebih baik dibandingkan perusahaan perusahaan baru karena faktor-
faktor di atas. Masuk ke pasar dapat berlangsung dalam berbagai keadaan,
misalnya:
Keunggulan kompetitif biaya,
strategi penjualan, atau daya tarik produk dari pendatang baru yang
memungkinkannya mengatasi pukulan fatal bagi anggota-anggota lemah yang
dilancarkan oleh kelompok perusahaan yang telah mapan sebelumnya.
Pendatang baru dapat meraup,
sejumlah besar lapangan usaha dari beberapa anggota kelompok, yang karena
sebab-sebab tertentu keunggulan kompetitifnya tidak bisa ditandingi oleh para
pendatang.
Kelompok, dimekarkan oleh pendatang
baru tersebut, mampu mencapai ekulibrium pada tingkat harga yang lebih tinggi,
menutup biaya-biaya unit yang lebih besar yang dapat muncul dari pengurangan
skala operasi dari setiap perusahaan.
Perusahaan-perusahaan yang telah
mapan memilih untuk memasuki pasar baru sebagai bagian dari strategi hubungan
antar perusahaan yang melibatkan pasar untuk produk lainnya.
Dalam banyak kejadian, perusahaan
mapan unggul terhadap perusahaan baru dalam kemampuan mereka mengatasi
hambatan-hambatan sumber daya dan pasar, dan mencapai skala ekonomis operasi.
Masuk pasar telah menjadi ujian tertinggi bagi kemampuan kompetitif.
Perusahaan tidak lagi membuktikan kemampuannya dalam lahan bisnis biasa,
melainkan membuktikan kompetensinya dalam menjelajahi wilayah baru. Tantangan
memasuki internasional baru sangatlah berat dan perusahaan-perusahaan yang
berjaya menggunakan beraneka macam cara untuk memasuki pasar.
D. PROGRAM PEMASARAN
Perusahaan internasional harus
memutuskan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyesuaikan strategi pemasaran
mereka dengan kondisi lokal. Pada satu sisi ada perusahaan yang menggunakan bauran
pemasaran yang terstandardisasi secara global di seluruh dunia.
Standardisasi produk, komunikasi, dan saluran distribusi menjanjikan biaya
terendah. Pada sisi lain, ada bauran pemasaran teradaptasi, di mana
produsen, konsisten dengan konsep pemasaran, berpendapat bahwa kebutuhan
konsumen beragam dan menyesuaikan program pemasaran kepada setiap kelompok
sasaran.
Walaupun banyak perusahaan telah
mencoba meluncurkan produk dunia mereka, hampir semua produk membutuhkan
beberapa adaptasi. Contahnya Toyota Corolla akan memberikan beberapa perbedaan
dalam gaya. Bahkan Coca-Cola lebih manis atau tidak terlalu berkarbonasi di
Negara tertentu. Alih-alih mengasumsikan perusahaan dapat meluncurkan produk
domestik mereka “sama seperti” di Negara lain, perusahaan harus meninjau elemen
berikut dan menemukan nama yang akan menambahkan pendapat atau biaya :
1.
Fitur produk.
2.
Pelabelan.
3.
Warna.
4.
Bahan.
5.
Promosi penjualan.
6.
Media iklan.
7.
Nama merek.
8.
Kemasan.
9.
Pelaksanaan iklan.
10.
Harga.
11.
Tema iklan.
Perilaku konsumen dapat sangat
berbeda di setiap pasar. Contahnya salah satu konsumen peminum minuman
berkarbonasi tertinggi per kapita di dunia adalah Amerika Serikat, dengan 204
liter, dan Italia salah satu yang terendah. Akan tetapi Italia salah satu
peminum air botol per kapita tertinggi di dunia, dengan 203 liter, sementara
Inggris hanya menkonsumsi 23 liter. Berbicara mengenai bir, Irlandia dan
Republik Ceko memimpin di depan dengan masing-masing 157 dan 131 liter per
kapita, dan Perancis salah satu terrendah pada 36 liter (Kotler P., Keller KL.,
2009).
E. ORGANISASI PEMASARAN
Perusahaan mengelola aktivitas
pemasaran internasional meraka dengan tiga cara : melalui departemen ekspor,
devisi internasional, atau organisasi global.
1. Departemen Ekspor.
Perusahaan biasanya masuk ke
pemasaran internasional hanya dengan mengirimkan keluar barang mereka. Bila
penjualan internasional berkembang, perusahaan membentuk departemen ekspor,
yang terdiri dari seorang manajer penjualan dan beberapa asisten. Dengan
meningkatnya penjualan, departemen ekspor berekspansi untuk mencakup
bermacam-macam layanan pemasaran sehingga perusahaan dapat mengejar bisnis
dengan semakin agresif. Bila perusahaan melakukan join venture atau
berinvestasi langsung, departemen ekspor tidak lagi mencukupi untuk mengatur
operasi internasional.
2. Devisi Internasional.
Banyak perusahaan terlibat dalam
beberapa pasar dan usaha internasional. Cepat atau lambat mereka membuat devisi
internasioanal untuk menangani semua aktivitas internasional. Devisi
internasional dipakai oleh presiden devisi yang menetapkan tujuan dan anggaran
serta tanggung jawab terhadap pertumbuhan internasional perusahaan.
Staf korporasi internasional
perusahaan terdiri dari spesialis fungsional yang menyediakan layanan ke
berbagai unit operasi. Unit operasi dapat dikelola dengan beberapa cara :
Pertama, mereka dapat membentuk organisasi
geografis. Pejabat yang melapor kepada presiden divisi internasional yaitu
wakil presiden regional. Unit operasi bertanggung jawab terhadap penjualan
seluruh dunia. Wakil presiden dapat menempatkan staf korporasi spesialis
wilayah untuk keahlian mereka pada daerah geografis yang berbeda.
Terakhir, unit operasi dapat berupa anak
perusahaan internasional, masing-masing dikepalai seorang presiden.
Beberapa presiden anak perusahaan melapor kepada presiden dari divisi
internasional.
3. Organisasi Global.
Beberapa perusahaan benar-benar
dapar menjadi organisasi global. Manajemen dan staf korporat puncak mereka
merencanakan fasilitas manufaktur, kebijakan pemasaran, aliran financial, dan
sistem logistik di seluruh dunia. Unit operasi global melapor langsung kepada
kepala eksekutif atau komite eksekutif, bukan kepada kepala divisi
internasional. Perusahaan melatih eksekutif mereka dalam operasi di seluruh
dunia, merekrut manajemen dari berbagai Negara, membeli komponen dan persediaan
pada biaya perolehan rendah, dan melakukan investasi yang memiliki antisipasi
tingkat pengambilan terbesar.
Kebijakan menyangkut hubungan antara
pemasar internasional dan organisasi pemasaran yang merupakan anggota saluran
pemasaran berputar di sekitar jenis-jenis bantuan yang ditawarkan kepada mereka
dan kerja sama yang didapatkan dari mereka. Dasar pemikirannya adalah bahwa
apapun yang dilakukan hendaknya berdasarkan manfaat yang saling menguntungkan kedua
belah pihak. Hal ini merupakan esensi konsep sistem seperti ini.
Salah satu aspek kritis hubungan
dengan para perantara terfokus pada aktivitas promosional internasional para
perantara. Dalam hal ini terdapat tiga jenis kebijakan: gravity, push,
dan pull. Kebijakan daya tarik (gravity policy) adalah nonpromosi
di mana pasar internasional semata-mata menjual kepada seorang perantara dan
membiarkan produk itu mencari jalannya sendiri ke konsumen atau pemakai akhir.
Kebijakan dorong (push policy) adalah promosi melalui saluran pemasaran.
Anggota-anggota saluran pemasaran secara agresif menjual dan mempromosikan
produk kepada anggota saluran lainnya pada lapisan yang lebih rendah. Kebijakan
ini dianut oleh perusahaan-perusahaan Eropa Barat, Amerika, dan Australia.
Kebijakan tarik (pull strategy) adalah kebijakan di mana distribusi
“dibeli” oleh Permintaan konsumen yang ada. Pemasar internasional terlibat
dalam perikIanan massal ke pasar sasaran sehingga konsumen prajual (presold);
konsumen kemudian menarik produk tersebut melalui saluran dengan mendesaknya
melalui para perantara. Kebijakan seperti ini lebih mengena untuk jenis-jenis
produk konsumsi tertentu daripada barang-barang industrial karena sukar
melakukan prajual (presell) kepada pemakai industrial.
Masalah yang dihadapi oleh pemasar
internasional dalam usahanya untuk membina hubungan baik dengan para perantara
kemungkinan menggunung akibat ketimpangan-ketimpangan komunikasi tertentu.
Empat ketimpangan seperti itu-kultural, nasionalitas, lingkungan, dan
jarak-adalah relevan. Kesenjangan kultural (cultural gap) bermuara dari
kesukaran-kesukaran yang bertalian dengan komunikasi antara orang-orang yang
memiliki nilai, norma sosial, dan sikap yang berbeda. Kesenjangan nasionalitas
(nationality gap) lebih jelas dibandingkan dengan perbedaan kultural. Sebagian
besar orang mempunyai sikap loyal terhadap negaranya. Kesenjangan jarak (distance
gap) bermuara dari jarak geografis disertai dengan ketidak sempurnaan media
komunikasi yang ada. Kesenjangan ini dapat menghalangi arus informasi.
Kesenjangan ini harus diatasi atau ditutup bila pemasar internasional
menghendaki pemungsian sistem saluran yang mulus dan efektif. Sayangnya, tidak
ada pedoman yang mudah diikuti oleh para pemasar.
Pemasar internasional mesti membentuk
suatu sistem komunikasi yang efektif di dalam informasi umpan balik mengalir
dari anggota-anggota saluran. Hal ini menempatkan para pemasar dalam posisi
mengevaluasi secara rasional efektivitas saluran pemasaran. Pemasar
internasional perlu mengetahui seberapa baik sistem saluran beroperasi. Seiring
dengan itu, organisasi pemasaran dapat mengharapkan umpan balik yang serupa.
Jadi, yang dibutuhkan adalah komunikasi dua arah.
F. PENGARUH NEGARA ASAL
Dalam pasar global yang semakin
terhubung dan semakin kompetitif, pejabat pemerintah dan pemasar sangat
memperhatikan bagaimana sikap dan kepercayaan mengenai Negara mereka
memengaruhi pengambilan keputusan konsumen dan bisnis. Persepsi Negara asal adalah
asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah Negara. Pejabat
pemerintah ingin memperkuat citra Negara mereka untuk membantu pemasar domestik
yang melakukan ekspor. Sarat untuk menarik perusahaan dan investor asing.
Pemasar ingin menggunakan persepsi Negara asal yang positif untuk menjual produk
dan jasa mereka.
Persepsi Konsumen Tentang Negara
Asal.
Pemasar global tahu bahwa pembeli
mempunyai sikap dan kepercayaan berbeda tentang merek atau produk dari berbagai
Negara. Persepsi Negara asal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen
secara langsung dan tidak langsung. Persepsi dapat dimasukkan sebagai atribut
dalam pengambilan keputusan atau mempengaruhi atribut lain dalam proses. Fakta
bahwa merek dianggap berhasil di panggung global dapat meningkatkan
kredibilitas dan rasa hormat. Beberapa studi menunjukkan hal sebagai berikut :
1. Orang sering bersifat
etnosentris dan lebih suka menggunakan produk dalam negeri mereka sendiri,
kecuali mereka bersal dari Negara yang kurang maju.
2. Semakin bagus citra suatu
Negara, semakin penting label “Made In …….” Harus ditampilkan.
3. Dampak asal Negara
bervariasi dengan jenis produk. Konsumen ingin tahu dimana sebuah mobil dibuat,
tetapi tidak untuk minyak pelumasnya.
4. Negara tertentu menikmati
reputasi atas barang tertentu : Jepang untuk mobil dan elektronik, Amerika
Serikat untuk inovasi teknologi tinggi, minuman ringan, minuman, jins, dll.
5. Kadang-kadang persepsi
Negara asal dapat meliputi seluruh produk Negara tersebut.
G. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI CARA MASUK
Pemilihan metode masuk ke dalam
pasar asing mempunyai arti penting. Pemilihan ini merupakan salah satu dari
keputusan yang paling kritis dalam pemasaran internasional karena keputusan
masuk merupakan keputusan makro. Yakni, pada saat perusahaan memilih tingkat keterlibatannya
di dalam pasar-pasar asing, perusahaanjuga melakukan pilihan mengenai program
pemasarannya di sana. Misalnya, apabila perusahaan memasuki sebuah pasar
melalui distributor atau licensee, perusahaan membatasi kebebasannya
dalam bidang-bidang seperti riset pemasaran, kebijakan produk, penentuan harga,
dan promosi.
Keputusan yang menyangkut saluran
pemasaran internasional khusus mana yang digunakan tidaklah sederhana bagi
perusahaan. Adanya varian yang sangat banyak dari tipe organisasi pemasaran internasional
dan banyak cara mereka dapat dikaitkan bersarna telah menghasilkan tipe
alternatif sistem saluran pemasaran yang berbeda.
Untuk memasuki pasar asing, produsen
haruslah memiliki sejumlah opsi strategis, setiap strategi dengan kekuatan dan
kelemahannya masing-masing. Banyak perusahaan yang memakai beberapa strategi.
Adalah keliru jika menganggap bahwa
sebuah strategi masuk tunggal adalah sesuai untuk semua produk atau di dalam
semua negara. Sebagai umpama, suatu perubahan yang signifikan dalam iklim
investasi dapat membuat strategi tertentu menjadi tidak efektif, kendatipun
strategi itu berjalan baik di masa silam. Terdapat sejumlah karakteristik yang
menentukan ketepatan strategi masuk, dan banyak variabel yang mempengaruhi
strategi yang dipilih.
Karakteristik Negara
Tiga kategori luas dari
karakteristik negara yang harus dipertimbangkan ialah: ukuran dan pertumbuhan
negara, risiko lingkungan dan politis, dan prasarana ekonomi dan pasar.
Walaupun banyak karakteristik negara lainnya yang juga diperhitungkan dalam
keputusan-keputusan masuk, arti penting dan sifat spesifik dari faktor-faktor
ini tergantung pada masing-masing perusahaan dan produk atau jasanya.
1. Besaran Dan Tingkat Pertumbuhan
Pasar
Besaran dan laju pertumbuhan pasar
merupakan parameter kunci dalam penentuan cara masuk. Semakin besar negara dan
ukuran pasarnya, semakin tinggi laju pertumbuhannya, maka lambat laun besar
pula kemungkinan manajemen bakal mengucurkan berbagai sumber daya untuk
perkembangannya; dan mempertimbangkan pendirian sebuah anak perusahaan yang
dimiliki sepenuhnya atau organisasi penjualan, atau berpartisipasi dalam.
sebuah usaha patungan dengan kepemilikan mayoritas. Mempertahankan pengawasan
atas seluruh operasi memberikan manajemen dengan kontak langsung dan
memungkinkannya merencanakan dan mengarahkan perkembangan pasar secara lebih
efektif.
Pasar kecil, di lain pihak,
khususnya bila mereka terasing secara geografis dan tidak dapat dilayani secara
efisien dari sebuah negara yang ada di sekitarnya, mungkin tidak membutuhkan
perhatian atau sumber daya yang signifikan. Konsekuensinya, pasar kecil
tersebut mungkin paling baik bila dipasok lewat pengeksporan atau perjanjian
pemberian lisensi. Meskipun tidak mungkin untuk merangsang perkembangan pasar
atau memaksimalkan penetrasi pasar, pendekatan ini memungkinkan perusahaan
untuk memasuki pasar dengan komitmen sumber daya yang minimal dan membebaskan
sumber daya untuk ditunjukkan kepada pasar yang secara potensial lebih
menguntungkan.
2. Risiko Politis dan Lingkungan
Manajemen kerapkali ragu-ragu untuk
mengucurkan sumber daya kepada negara-negara dengan tingkat risiko lingkungan
dan Politis yang tinggi, dan mungkin menghindari cara masuk yang memerlukan
pembangunan fasilitas pergudangan dan produksi atau organisasi penjualan yang
besar.
Kadar stabilitas politis dan tingkat
rintangan legal yang ada dapat mempengaruhi pilihan saluran di sebuah pasar
sasaran. Kedua faktor tersebut berasal dari kebijakan Pemerintah dan merupakan
atribut pasar. Sebagai contoh, pasar yang memiliki kadar instabilitas politis
yang sangat tinggi akan melibatkan suatu kadar risiko yang sangat tinggi bagi
perusahaan untuk menggunakan ekspor atau produksi langsung di luar negeri,
dalam hal bahwa pembayaran (atau repatriasi keuntungan) mungkin akan
diperlambat atau bahwa diblokir, atau valuta yang diperlukan mungkin terbatas
suplainya. Jika kondisi seperti itu bakal ada atau dicurigai akan ada, maka
ekspor tidak langsung akan lebih bijaksana bagi perusahaan.
Kondisi politis di dalgm negara sasaran
sering mempengaruhi pemilihan strategi masuk. Di mana kondisi politis tidak
mantap, manajemen biasanya lebih menyukai apa yang disebut dengan opsi
nonkomital (noncommital options) pengeksporan, agen eksklusif, atau
distributor. Di negara-negara dengan kondisi politis yang mantap, manajemen
bersedia melakukan komitmen yang lebih besar, seperti melalui usaha patungan,
cabang penjualan, atau anak perusahaan.
Pasar asing biasanya dipandang lebih
berisiko daripada pasar domestik. Besarnya risiko yang dihadapi perusahaan
tidak hanya merupakan fungsi pasar itu sendiri, tetapi juga cara
keterlibatannya di sana. Di samping keterlibatannya, perusahaan menanggung
risiko persediaan dan piutang dagang. Pada saat merencanakan cara masuknya,
perusahaan harus melakukan analisis risiko pasar dan cara masuknya. Kurs valuta
asing merupakan variabel lainnya.
3. Infrastruktur Pasar dan Ekonomi
Infrastruktur pasar dan ekonomi
merupakan karakteristik negara yang ketiga yang mempunyai imbas terhadap
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan cara masuk atau operasi. Pada saat
infrastruktur fisik (sistem transportasi, jaringan komunikasi, atau suplai
energi) dibangun secara menyedihkan, manajemen mungkin menghadapi kesulitan dan
biaya pengembangan yang sangat besar dalam mendirikan fasilitas penjualan,
distribusi, atau. produksinya sendiri.
Tingkat pembangunan ekonomi pasar
asing merupakan determinan cara masuk dalam hal bahwa hal tersebut mempengaruhi
keseluruhan organisasi saluran alternatif, yakni struktur distribusi. Biarpun
hal ini merupakan faktor yang berkaitan dengan pasar, dampaknya akan dirasakan
melalui faktor tersedianya organisasi pemasaran yang cocok di dalam pasar
sasaran.
Hambatan Perdagangan dan Regulasi
Pemerintah
Adakalanya regulasi pemerintah
membatasi opsi cara masuk yang terbuka bagi perusahaanperusahaan asing,
terutama dalam industri-industri strategis seperti telekomunikasi,
transportasi, dan komputer. Karena pasar dunia berangsur-angsur saling
tergantung dan terintegrasi, banyak pemerintah telah mencabut atau mengurangi
restriksi kepemilikan.
Regulasi kontrak dengan para
distributor dan organisasi lainnya, teristimewa yang berkaitan dengan
perjanjian eksklusif atau terminasi kontrak, juga harus dipertimbangkan. Biaya
pembatalan kontrak tenaga kerja dan manajemen juga perlu dipertimbangkan
masak-masak.
Hambatan perdagangan, seperti tarif,
kuota, pabean, atau regulasi produk, juga mempengaruhi keputusan cara masuk.
Hambatan perdagangan langsung yang membatasi impor barang-barang asing, seperti
tarif dan kuota, mempengaruhi keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
produksi atau perakitan lokal. Hambatan-hambatan perdagangan tidak langsung,
seperti regulasi produk, preferensi kepada pemasok lokal, pabean, dan
formalitas sertifikasi, mendorong pembuatan perjanjian kontraktual dengan mitra
lokal.
1. Hambatan Perdagangan Langsung
Tarif atau kuota atas impor barang
dan komponen asing akan menguntungkan pembentukan produksi. Ancaman potensial
dari tarif bakal menggairahkan perusahaan untuk beralih dari pengeksporan ke
produksi atau perakitan lokal, terutama di dalam industri di mana hal ini akan
mempunyai dampak yang signifikan atas neraca perdagangan.
2. Hambatan Perdagangan Tidak Langsung
Regulasi perdagangan, standar
produk, dan preferensi kepada pemasok lokal juga mempunyai implikasi atas cara
masuk dan keputusan operasi. Preferensi kepada. pemasok lokal, atau tendensi
untuk membeli “barang-barang nasional”, sering mendorong perusahaan untuk
mempertimbangkan sebuah usaha patungan atau perjanjlian kontraktual lainnya
dengan sebuah perusahaan lokal.
Demikian pula, regulasi produk dan
perdagangan dan formalitas pabean mendorong cara-cara yang menuntut
perusahaan-perusahaan lokal yang dapat menyediakan informasi dan kontak bisnis
mengenai pasar lokal serta dapat mempermudah akses. Dalam beberapa kasus di
mana regulasi dan standar produk mengharuskan adaptasi dan modifikasi
signifikan, perusahaan dapat mendirikan fasilitas produksi, perakitan, atau
perampungan lokal.
3. Pemerintah
Ada banyak, tindakan pemerintah
nasional yang dapat mempengaruhi pemilihan jalur masuk, khususnya jalur masuk
di antara negara-negara. Aktivitas regulatori umum dapat menghalangi ekspor
secara keseluruhan dan menetapkan produksi di luar negeri jika pasar ingin
dilayani secara efektif. Beberapa pemerintah juga mengatur valuta asing dan
izin impor mereka sedemikian rupa sehingga importir lokal tidak dapat
memperoleh cukup valuta asing (atau izin yang diperlukan) untuk membeli apa
yang mereka inginkan dari berbagal negara.
Faktor pemerintahan lainnya dalam
pemilihan jalur masuk adalah sifat program promosional lapangan usaha
internasional tertentu. Kendatipun pemerintah cenderung untuk tidak
mempromosikan impor, bisa saja pada saat promosi seperti itu dilancarkan namun
dilakukan secara selektif, dan produk-produk tertentu akan disisihkan. Jadi,
meskipun mungkin tidak ada restriksi perdagangan formal terhadap produknya,
pemasar internasional bisa dipaksa agar memilih jalur-jalur tertentu. Jenis
situasi yang sama bisa terjadi di dalam negeri pemasar internasiortal jika
kebijakan pemerintalmya mengarah ke investasi langsung (direct investment)
dan atau penggalakan ekspor sehingga bentuk eksporlah yang harus dipakai,
terlepas dari betapapun lebih untungnya menggunakan cara masuk yang lainnya.
Karakteristik Produk
Sifat produk mempengaruhi seleksi
saluran karena produk sangat beraneka ragam dalam karakteristik (sebagai
contoh, nilai unit, bobot, kompleksitas teknis dan kemampurusakan) dan maslahatnya,
dan pekerjaan penjualan dapat berbeda secara menyolok. Sebagai contoh, sifat
teknis sebuah produk mungkin membutuhkan kerja servis sebelum dan setelah
penjualan. Di banyak wilayah pasar asing, khususnya di negara
berkembang, para perantara pemasaran mungkin tidak sanggup menangani
pekerjaan seperti itu. juga ukuran dan bobot produk atau bahkan suhunya,
seperti halnya dalam makanan beku, dapat mengindikasikan kebutuhan akan berbagai
fasilitas penanganan khusus yang mungkin tidak dipunyai oleh
organisasi-organisasi pemasaran. Hal ini merupakan, situasi di mana para
grosir mungkin tidak akan digunakan. Selain itu, kemampurusakan (perishability)
sebuah produk, baik fisik atau dalam bentuk kebiasaan, kerap membuat
kecepatan distribusi menjadi sangat diperlukan dan penting sekali. Oleh karena
itu pemasar internasional akan menggunakan saluran yang lebih singkat dari pada
yang lainnya, dan ekspor langsung mungkin lebih digemari.
Karakteristik fisik produk atau
jasa, seperti rasio bobot/nilai, kemampuan dan komposisi adalah penting dalam
penentuan di mana produksi berlokasi. Produk dengan rasio bobot/nilai yang
rendah, semisal jam tangan mewah, biasanya rentan untuk pengeksporan langsung,
khususnya di mana terdapat skala ekonomis produksi yang tinggi atau jika
manajemen ingin mempertahankan pengendalian langsung atas produksi. Sebaliknya,
dalam industri minuman ringan dan bir, perusahaan biasanya membuat perjanjian
pemberian lisensi atau melakukan investasi dalam fasilitas produksi atau
pembotolan lokal karena biaya pengiriman, khususnya untuk pasar yang jaraknya
jauh, akan menghambat. Heineken. sebagai contoh, telah Mendirikan usaha
patungan untuk membangun pabrik bir di India, Thailand, Vietnam, dan Cina.
Tahap perkembangan sebuah produk dan
juga kebauran relatifnya terhadap sebuah pasar asing dapat memiliki hubungan
atas saluran yang akan digunakan. Jika sebuah perusahaan mempunyai produk yang
relatif tidak dikenal, akan lebih menguntungkan bila perusahaan itu bergantung
kepada para grosir dan/atau agen daripada mencoba menjualnya langsung.
Produk yang harus dibuat menurut
pesanan atau yang membutuhkan servis sebelum dan setelah penjualan tidak dapat
dengan mudah diekspor ke negara lain. Sebenarnya, produk atau jasa yang
nilainya sebagian besar ditentukan oleh servis yang menyertainya tidak dapat
secara praktis didistribusikan ke luar dari negara yang menghasilkannya. Setiap
bagian produk yang berorientasi jasa haruslah dibuat pada tempat konsurnsi.
Akibatnya, produk yang intensif jasa membutuhkan cara masuk pasar tertentu.
Opsinya meliputi kontrak manajemen untuk menjual jasa tersebut kepada pelanggan
asing, pemberian lisensi sehingga perusahaan lokal lainnya (franchisce)
dapat dilatih untuk menyediakan jasa tersebut, dan pabrikasi lokal dengan
mendirikan sebuah cabang atau anak perusahaan permanen di sana.
Produk yang pada dasarnya merupakan
komoditi mungkin memerlukan produksi lokal guna mengurangi biaya tenaga kerja
dan pengiriman. Untuk sebuah produk bernilai tambah atau yang terdiferensiasi,
perusahaan bisa bergantung kepada cara pengeksporan lantaran margin
keuntungannya yang lebih tinggi. Lagi pula, pabrikasi lokal dapat merusak citra
produk dan dengan demikian mengurangi pasar yang telah ada sebelumnya.
H. PERSIAPAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN 2015
Indonesia
akan menghadai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau ASEAN Economic Communitty
(AEC) pada tahun 2015. Pemerintah membentuk sebuah komite sebagai titik awal
pengawasan MEA. Komite ini nantinya yang akan menyoroti persiapan dan
pelaksanaan MEA ke depan. Terutama dalam persoalan daya saing yang sampai saat
ini masih perlu ditingkatkan. Menteri perekonomian, Hatta Rajasa pun optimis
dalam menghadapi era perdagangan tersebut.
Kita tidak
bisa mengatakan tidak siap karena itu sudah berada di depan mata dan menjadi
komitmen. Yang terpenting adalah kita harus meningkatkan daya saing kita karena
di dalamnya terdapat empat pilar. Yaitu yang pertama adalah pasar tunggal,
kedua daerah berdaya saing, ketiga equitable
development, dan yang keempat integrasi ke ekonomi dunia. Dari keempat
pilar itu lah kita harus menaiki daya saing kita. (Hatta Rajasa).
Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi
Internasional Kemenko Perekonomian, Rizal Affandi juga menegaskan bahwa komite
yang akan dibuat itu akan dimasukkan juga ke dalam keputusan presiden (keppres)
sebagai landasan hukum. Pada tugasnya, komite itu juga akan mengintevarisir
pada MEA karena ini tidak hanya persoalan pasar dalam negeri yang berjumlah 250
juta orang, tetapi pasar ASEAN yang berjumlah 600 juta orang. PDB per kapita
naik 3 kali lipat sejak 1998. Hal ini ditunjukkan dari meningkatnya daya beli
masyarakat, menurunnya penduduk miskin dari 45% ke 15%, kelas menengah dari 13%
menjadi 37%. Sudah terbukti bahwa pasar ASEAN ini lebih menarik jika dibanding
pasar domestik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Semakin banyak perusahaan yang kini
berencana untuk berekspansi ke pasar internasional atau pasar global. Sebelum
masuk ke pasar global tersebut, perusahaan harus terlebih dahulu membuat konsep
pasar seperti apa dan jenis pasar seperti apa yang harus dipakai. Tidak lupa
juga membuat program pemasarannya seperti apa dan menjalin hubungan dengan
organisasi pemasaran yang ada di Negara tersebut. Perusahaan juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor dan hambatan jika ingin masuk ke pasar global, tentunya
hal ini menjadi pertimbangan yang sangat penting karena menyangkut keuntungan
dan kerugian perusahaan.
B. SARAN
Dengan adanya Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) pada tahun 2015 nanti, kita sebagai warga Indonesia harus siap
menghadapi masa tersebut. Karena, semua profesi akan ikut menjadi aktor dalam
MEA nanti. Sebagai mahasiswa, sebaiknya dimulai dari sekarang kita melatih dan
mengembangkan kinerja kita agar sumber daya-sumber daya manusia yang berasal
dari Indonesia tidak kalah saing dalam pasar ASEAN nanti. Kita harus mampu
masuk ke pasar ASEAN dan jangan biarkan orang-orang asing menguasai pasar di
Indonesia ini.
BAB 22 :
MENGELOLA ORGANISASI PEMASARAN HOLISTIK UNTUK JANGKA PANJANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemasaran secara keseluruhan
(holistic marketing) merupakan ide dimana pemasaran merupakan segalanya,
dikatakan bahwa organisasi yang sukses harus memiliki pendekatan secara
menyeluruh pada pemasaran dimana semua bagian dari organisasi memfokuskan untuk
bagaimana meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan dan bagaimana
mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggannya.
Inti dari pemasaran ialah
penyampaian nilai kepada para konsumen atau pelanggan dan bagaimana
mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggan, dan tentunya nilai tersebut
harus lah ditingkatkan dan sebelum semua itu dilakukan, harus lah membuat nilai
tersebut. Oleh karena itu, dibahas lah pemasaran secara keseluruhan dimana
membahas inti kegiatan dari pemasaran yang telah dibahas di atas, dan
keseluruhan pemasaran itu diwakilan oleh empat komponen penting, yaitu
pemasaran yang digabungkan (integrated marketing) dimana berhubungan dengan
komunikasi, produk, dan juga saluran distribusi. Selanjutnya ada pemasaran
internal (internal marketing) dimana berhubungan dengan departemen pemasaran,
manajemen senior, dan departemen lainnya yang berhubungan dengan pemasaran.
Yang ketiga, komponen pemasaran hubungan (relationship marketing) dimana
berhubungan dengan pelanggan, penyalur, mitra kerja, dan lainnya. Yang terakhir
ialah pemasaran tanggung jawab social (social responsibility marketing) dimana
berhubungan dengan komunitas, etika, lingkungan, dan legal atau hukum.
Konsep pemasaran holistik adalah
konsep pemasaran yang mulai sering dipakai pada akhir dekade ini. Komponen
dalam orientasi pemasaran ini ada empat, relationship marketing, integrated
marketing, internal marketing dan social responsibility marketing. Konsep
pemasaran holistik ini adalah perkembangan dari konsep pemasaran biasa. Konsep
pemasaran biasa adalah konsep penjualan produk yang tidak hanya berasumsi pada
penjualan yang tinggi sehingga profit meningkat, namun pula memperhatikan
kepuasan dari pelanggan. Konsep ini memperhatikan pentingnya research and
development dalam pengembangan produknya. Sedangkan dalam konsep pemasaran
holistik, dikembangkan pentingnya keetisan dalam penjualan produk. Kepentingan
semua stakeholder yang terkait, diperhatikan dalam konsep ini, terutama adalah
konsumen.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana tren dalam praktik pemasaran?
2.
Bagaimana pemasaran internal dalam organisasi pemasaran holistik untuk jangka
panjang?
3.
Bagaimana pemasaran yang bertanggung jawab sosial dalam organisasi pemasaran
holistik untuk jangka panjang?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui tren dalam praktik pemasaran.
2.
Untuk mengetahui dan memahami pemasaran internal dalam organisasi pemasaran
holistik untuk jangka panjang.
3.
Untuk mengetahui pemasaran yang bertanggung jawab sosial dalam organisasi
pemasaran holistik untuk jangka panjang.
BAB II
PEMBAHASAN
TREN DALAM PRAKTIK PEMASARAN
Untuk merespons lingkungan yang
berubah dengan cepat, perusahaan merekstrukturisasi praktik bisinis dan
pemasaran mereka dengan banyak cara:
Rekayasa ulang.
Menunjuk tim untuk mengelola proses pembentukan nilai pelanggan dan meruntuhkan
dinding pembatas antardepartemen.
Outsourching. Membeli
lebih banyak barang dan jasa dari pemasok domestik luar atau asing.
Penetapan tolok ukur.
Mempelajari “perusahaan dengan praktik terbaik” untuk meningkatkan kinerja.
Kemitraan dengan pemasok.
Bermitra dengan lebih sedikit pemasok dengan nilai tambah yang lebih baik.
Bermitra dengan pelanggan.
Bekerja sama secara lebih erat dengan pelanggan untuk menambah nilai pada
operasi mereka.
Melakukan merger.
Mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan di industri yang sama atau
komplementer untuk mendapatkan skala keekonomisan dan ruang lingkup.
Melakukan globalisasi.
Meningkatkan usaha untuk “berfikir global dan bertindak lokal”.
Mendatarkan. Mengurangi
jumlah tingkat organisasional untuk lebih erat dengan pelanggan.
Memfokuskan.
Menentukan bisnis dan pelanggan yang paling menguntungkan serta memfokuskan
diri pada hal tersebut.
Memberdayakan.
Mendorong dan memberdayakan personel untuk menghasilkan lebih banyak ide dan
mengambil leboh banyak inisiatif.
PEMASARAN INTERNAL
Pemasaran internal mengharuskan semua orang dalam organisasi membeli konsep dan
tujuan pemasaran serta terlibat dalam pemilihan, penyediaan, dan
pengomunikasian nilai pelanggan. Selama bertahun-tahun, pemasaran telah
berevolusi dari pekerjaan yang dilakukan oleh departemen penjualan menjadi
kelompok kegiatan kompleks yang tersebar melalui organisasi.
Meskipun
demikian, perusahaan dapat mempunyai departemen pemasaran yang bagus, namun
gagal pada pesaran. Jika mereka menunjuk departemen pemasaran dan berkata
“mereka yang melakukan pemasaran”, perusahaan belum mengimplementasikan
pemasaran efektif.
Mengelola Departemen Pemasaran
Departemen pemasaran modern dapat dikelola dengan sejumlah cara berbeda, yaitu
secar fungsional, goegrafis, berdasarkan produk atau merek, pasar, atau dalam
sebuah matriks.
Manajer iklan dan promosi
penjualan
|
Manajer riset pemasaran
|
Manajer produk baru
|
Wakil presiden
pemasaran
|
Manajer penjualan
|
Manajer administrasi pemasaran
|
Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi pemasaran paling
umum terdiri dari para spesialis fungsional yang melapor ke wakil presiden
pemasaran, yang mengkoordinasikan kegiatan mereka. Peraga di atas
memperlihatkan lima spesialis. Spesialis tambahan bisa mencakup manajer layanan
pelanggan, manajer perencanaan pemasaran, manajer logistik pasar, manajer
pemasaran langsung, dan manajer pemasaran digital.
Organisasi Geografis
Manajer
penjualan nasional dapat mensupervisi 4 manajer penjualan regional yang
masing-masing mensupervisi 6 manajer wilayah, yang mensupervisi 8 manajer
penjulan distrik yang masing-masingnya mensupervisi 10 wiraniaga.
Organisasi Manajemen Produk atau Mere
Beberapa tugas atau merek yang dapat
dilakukan manjer merek meliputi :
Mengembangkan strategi jangka panjang dan kompetitif untuk produk.
Menyiapkan rencana pemasaran dan peramalan penjualan tahunan.
Bekerjasama dengan agensi iklan dan pengadaan barang untuk mengembangkan teks,
progranm dan kampanye.
Meningkatkan dukungan produk diantara tenaga penjualan dan distributor.
Mengumpulkan intelijen yang berkesinambungan tentang kinerja produk, sikap
pelanggan dan penyalur, serta masalah dan peluang baru.
Mengadakan perbaikan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah.
Organisasi Manajemen-Pasar
Ketika pelanggan dibagi menjadi kelompok pengguna yang berbeda dengan
preferensi dan praktik pembelian yang berbeda, organisasi manajemen-pasar (market-managment
organization) dapat diterapkan.
Dalam organisasi manjemen pelanggan (customer-management
organization), perusahaan dapat mengelola diri untuk mengalami dan berurusan
dengan pelanggan perorangan dan bukan dengan pasar massal atau atau bahkan
segmen pasar.
Organisasi Manajemen-Matriks
Perusahaan yang memproduksi banyak
produk untuk banyak pasar mungkin menerapkan organisasi matriks. Sebagian
perusahaan menyediakan konteks dimana matriks dapat berkembang mendatar,
organisasi tim yang ramping dan memfokuskan diri pada proses bisnis yang lintas
fungsi secara horizontal.
Organisasi
matriks tampak menarik dalam perusahaan multiproduk, multipasar.
Masalahnya adalah organisasi ini mahal dan sering menimbulkan konflik. Beberapa
kelompok pemasaran korporat membantu manajemen puncak dengan seluruh evaluasi
peluang, memberikan bantuan konsultasi sesuai permintaan kepada devisi,
membantu divisi yang mempunyai sedikit pemasaran atau tidak sama sekali, dan
mempromosikan konsep pemasaran keseluruh perusahaan.
Hubungan dengan Departemen Lain
Wakil
presiden pemasaran, atau CMO, mempunyai dua tugas (1) mengoordinasikan kegiatan
pemasaran internal perusahaan; dan (2) mengoordinasikan pemasaran dengan fungsi
keuangan, operasi dan fungsi perusahaan lain untuk melayani pelanggan.
Kini banyak perusahaan memfokuskan diri pada proses kunci dibandingkan
departemen, karena organisasi departemen bisa menjadi penghalang terhadap kinerja
yang lancar dari proses bisnis dasar.
Membangun Organisasi Pemasaran
Kreatif
Banyak perusahaan menyadari bahwa mereka tidak benar-benar digerakkan oleh
pasar dan pelanggan – mereka digerakkan oleh produk dan penjualan. Meskipun
perusahaan harus berorientasi pada pelanggan, hal itu tidaklah cukup.
Organisasi juga harus kreatif. Saat ini semakin banyak perusahaan yang dapat
meniru keunggulan dan strategi satu sama lain. Diferensiasi semakin sulit
dicapai, tidak dapat dipertahankan, dan marjin turun ketika antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain menjadi semakin mirip. Jawaban satu-satunya
adalah membangun kapabilitas dalam inovasi dan imajinasi strategis. Kapabilitas
ini berasal dari pengumpulan alat-alat, proses, keahlian dan ukuran yang
memungkinkan perusahaan menghasilkan ide yang lebih banyak dan lebih baik
daripada pesaingnya.
Pemasaran yang Bertanggung Jawab
Secara Sosial
Pemasaran internal yang efektif
harus disesuaikan dengan kepekaan etika, nilai, dan tanggung jawab sosial yang kuat.
Sejumlah kekuatan mendorong perusahaan untuk mempraktikan tingkat tanggung
jawab sosial korporat yang lebih tinggi: peningkatan harapan pelanggan,
perubahan tujuan dan ambisi karyawan, peraturan pemerintah dan tekanan yang
lebih ketat, perkembangan minat investor dalam kriteria sosial, pengawasan
media yang ketat, dan perubahan praktik pengadaan barang bisnis. Hampir
semua perusahaan memutuskan untuk mengambil peran yang lebih aktif dan
strategis dalam tanggung jawab korporat. Misalnya perusahaan Wal-Mart, Home
Depot, hingga perusahaan pisang Chiquita yang sebelumnya mempunyai reputasi
buruk karena eksploitasi buruh, tani, pencemaran air, dan menghancurkan hutan
hujan kini telah memperbaiki dirinya secara signifikan.
Pada tahun 1776, Adam Smith menyatakan
bahwa ia tidak pernah mengetahui hal-hal baik yang dilakukan oleh mereka yang
mengaku berdagang demi kebaikan masyarakat. Ekonom legendaris Milton Friedman
menyatakan bahwa inisiatif sosial bersifat “subversif secara fundamental”
karena ia merasa inisiatif sosial meremehkan tujuan perusahaan publik untuk
mencari laba dan menghamburkan uang para pemegang saham. Beberapa kritikus
khawatir investasi bisnis yang dianggap penting di bidang seperti R&D dapat
mengalami kerugian karena fokus pada tanggung jawab sosial.
Namun banyak pula yang percaya bahwa
memuaskan pelanggan, karyawan, dan pemegang kepentingan (stakeholder) serta
mencapai keberhasilan bisnis berkaitan erat dengan adopsi dan implementasi
standar bisnis dan pelaksanaan pemasaran yang tinggi. Salah satu manfaat
menjadi perusahaan yang bertanggungjawab sosial di mata masyarakat adalah
kemampuan untuk menarik karyawan, terutama para pemuda yang ingin bekerja pada
perusahaan yang dianggap baik. Perusahaan yang dikagumi di dunia menaati
peraturan untuk melayani kepentingan masyarakat, bukan hanya kepentingan
perusahaan sendiri.
Perusahaan semakin meningkatkan
kerjasama dengan kelompok LSM untuk menghindari persepsi “greenwashing” yakni
usaha yang dianggap tidak tulus, palsu, untuk tampil lebih sensitif terhadap
lingkungan dibanding sebenarnya. Perusahaan dapat melakukan aliansi dengan
pemerhati lingkungan untuk menghadapi kekhawatiran masyarakat serta
meningkatkan citra perusahaan. Misalnya perusahaan Du Pont yang memperkerjakan
mantan pimpinan Greenpeace sebagai konsultan. Greenpeace juga bekerjasama dan
bekerja keras dengan perusahaan –perusahaan lain untuk mengatasi masalah
lingkungan. Misalnya dengan menggunakan teknologi yang disetuji oleh greenpeace
meski dana yang dikeluarkan perusahaan lebuh besar.
Perusahaan benar-benar mengubah cara
menjalankan bisnis mereka, bahkan terkadang merubah tempat kerja mereka. Hal
ini seperti yang dilakukan oleh Adobe System yang menata ulang bangunannya
sedemikian rupa hingga mampu mengurangi penggunaan listrik sebesar 35% dan
mengurangi konsumsi gas hingga 41% dalam periode lima tahun dan tetap
meningkatkan jumlah pekerja hingga 80%.
Tanggung Jawab Sosial Korporat
Peningkatan pemasaran yang
bertanggung jawab sosial mengharuskan perusahaan melakukan serangan tiga arah
yang berlaku pada perilaku tanggung jawab hukum, etika, dan sosial yang tepat.
PERILAKU LEGAL. Organisasi harus
memastikan semua karyawan mengetahui dan mempelajari hukum yang relevan.
Wiraniaga dilarang berbohong atau menyesatkan konsumen tentang keuntungan
membeli produk. Pernyataan wiraniaga secara hukum harus sesuai dengan apa yng
dinyatakan dalam iklan. Wiraniaga tidak boleh menyuap agen pembelian atau pihak
lain yang memengaruhi penjualan B2B. Mereka tidak boleh mendapatkan atau
menggunakan teknik rahasia dagang pesaing melalui penyuapan atau spionse
industri. Wiraniaga tidak boleh mnyerang pesaing dengan mengatakan sesuatu yang
tidak benar. Manajer harus memastikan bahwa semua wiraniaga mengetahui hukum
dan undang-undang serta bertindak sesuai hukum dan undang-undang tersebut.
PERILAKU ETIS. Situasi bisnis
menempatkan dilema etika yang sulit : tidak mudah menarik garis yang jelas
antara praktik pemasaran normal dan perilaku tidak etis. Misalnya ketika Kraft
manghentikan penayangan iklan produk yang kurang baik bagi kesehatan anak-anak,
namun tindakan perusahaan tetap diniali tidak cukup. Pada saat yang sama,
praktik bisnis tertentu jelas tidak etis dan melanggar hukum seperti penyuapan,
pencurian rahasia dagang, iklan palsu dan menipu, kesepakatan eksklusif dan
kesepakatan mengikat, kerusakan kualitas atau keamanan, jaminan palsu,
kesalahan pelabelan, pengaturan harga atau diskriminasi yang berlebihan, dan
larangan masuk serta persaingan yang saling memangsa.
Perusahaan harus menerapkan dan
menyebarkan kode etik tertulis, membangun tradisi perilaku etis perusahaan, dan
membuat orang bertanggung jawab penuh untuk mempelajari panduan dan etika
hukum. Perusahaan dengan etika yang tidak baik mendapatkan dempak negatif yang
lebih besar akibat Internet. Hal ini karena internet dapat menyebarkan
ketidakpuasan maupun ketidaksukaan konsumen terhadap perusahaan secara lebih
luas dan lebih efektif.
PERILAKU TANGGUNG JAWAB SOSIAL.
Pemasar individual harus harus mempraktikkan “kesadaran sosial” dalam
kesepakatan khusus dengan pelanggan atau pemegang kepentingan. Semakin banyak
orang yang menginginkan informasi tentang catatan perusahaan dalam tanggung
jawab sosial dan lingkungan untuk membantu memutuskan dari perusahaan mana
mereka beli, investasi dan bekerja. Memutuskan cara mengomunikasikan tanggung
jawab sosial korporat bisa menjadi hal yang sulit, perusahaan justru mungkin
menjadi sasaran kritik ketika menytakan inisiatif lingkungan perusahaan.
Filantropi (cinta kemanusiaan)
korporat juga dapat menimbulkan masalah. Merck, Du Pont, Wal-mart dan Bank of
America mendonasikan uangnya ke berbagai lembaga amal dalam setahun, namun
maksud ini diabaikan, bahkan ditolak jika perusahaan dianggap eksploitatif atau
gagal menghidupkan citra orang baik.
KELESTARIAN pentingnya memenuhi
kebutuhan kemanusiaan tanpa melukai generasi masa depan naik menjadi agenda
puncak banyak korporat. Banyak perusahaan besar yang membuat kerangka
terperinci bagaimana mereka berusaha meningkatkan dampak jangka panjang
tindakan mereka terhadap masyarakat dan lingkungan. Ada tiga tujuan dasar,
yakni manusia, planet dan laba, dan manusia harus didahulukan.
Kelestaraian berarti lebih dari sekedar ramah lingkungan, tetapi juga berarti
anda ikut serta dalam jangka panjang. Banyak CEO percaya bahwa dengan
menerapkan kelestarian, perusahaan dapat menghindari konsekuensi negatif dari
bencana lingkungan, protes politik, dan pelanggaran hak asasi manusia serta
pelecehan di tempat kerja. Investor bahkan menuntut lebih banyak informasi
konkret tentang apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai kelestarian.
Sebagian pihak merasa bahwa perusahaan yang tercatat memiliki nilai baik pada
faktor kelestarian biasanya mempunyai tingkat kualitas manajemen yang tinggi
sehingga mereka cenderung lebih cepat secara strategis dan mempunyai
perlengkapan yang lebih baik untuk bersaing dalam lingkungan global yang rumit
dan berkecepatan tinggi. Perusahaan dari berbagai industri berlomba-lomba
menawarkan penerapan organik yang menghindari penggunaan bahan kimia dan
pestisida untuk menjaga kelestarian ekologis. Kelestarian menjadi lebih terarah
dan konsumen semakin bersedia membayar lebih untuk mendukung lingkungan.
Model
Bisnis yang Bertanggung Jawab Secara Sosial
Berbagai kemajuan dunia di dalam
banyak hal akan mengubah dunia. Pada saat yang sama, kekuatan dalam lingkungan
sosioekonomi, budaya, dan alam akan menetapkan batasan baru dalam praktik
pemasaran dan bisnis. Perusahaan yang melakukan inovasi solusi dan nilai dengan
cara yang bertanggung jawab secara sosial merupakan perusahaan yang paling
mungkin berhasil. Banyak perusahaan yang berperan lebih pada tanggung
jawab sosial. Mereka menyumbangkan laba maupun royaltinya untuk program
pendidikan dan amal.
Filantropi perusahaan secara
keseluruhan meningkat hingga 22% pada tahun 2005. Di Amerika Serikat, layanan
kesehatan dan kemanusiaan mendapatkan lebih dari setengah dukungan perusahaan,
diikuti oleh layanan pendidikan, dan dengan sumbangan terbesar yang berasal
dari industri farmasi. Semakin banyak perusahaan yang mempercayai bahwa
tanggung jawab sosial korporat dalam bentuk donasi tunai, kontribusi selain
uang, pemasaran terkait gerakan amal, dan program sukarelawan karyawan
merupakan hal yang benar dan cerdik untuk dilakukan.
Pemasaran Terkait Gerakan Amal
Pemasaran terkait gerakan amal (cause-related
marketing) menghubungkan kontribusi perusahaan dengan gerakan amal yang
ditujukan untuk keterlibatan pelanggan secara langsung atau tidak langsung
dalam transaksi yang menghasilkan pendapatan dengan perusahaan. Pemasaran terkait
gerakan amal adalah bagian dari pemasaran berwawasan sosial korporat atau
Corporate Sosial Marketing (CSM). Menurut Drumwright dan Murphy, CSM adalah
usaha pemasaran yang setidaknya mempunyai satu tujuan nonekonomi yang
berhubungan dengan kesejahteraan sosial dan menggunakan sumberdaya perusahaan
dan/atau mitranya. Mereka juga memasukkan kegiatan lain seperti filantropi dan
sukarelawan tradisional dan strategis sebagai bagian CSM.
Sebagai contoh pengecer Inggris
yakni Tesco yang menciptakan proram bantuan dengan memberikan voucher yang
dapat disumbangkan ke sekolah-sekolah dalam bentuk komputer baru. Atau Dawn,
perusahaan pencuci piring terkemuka Amerika Serikat yang produknya mempunyai
manfaat sampingan yakni membersihkan burung yang terjebak dalam tumpahan minyak
. perusahaan juga mendorong teman-teman dan orang lain untuk menghentikan
kebocoran bahan bakar dan minyak dari mobil mereka ke lingkungan.
MANFAAT DAN BIAYA PEMASARAN TERKAIT
GERAKAN AMAL. Program pemasaran yang berhasil terkait gerakan amal yang
berhasil dapat meningkatkan kesejahteraan sosial; menciptakan positioning merek
yang berbeda; membangun ikatan konsumen yang kuat; memajukan citra publik
perusahaan dengan pejabat pemerintah dan pembuat keputusan lain;
menciptakan iktikad baik; mendorong penjualan; dan meningkatkan nilai pasar
perusahaan. Terutama, pemasaran gerkan amal dapat :
1)
Membangun kesadaran merek
2)
Meningkatkan citra merek
3)
Memantapkan kredibilitas merek
4)
Mendorong perasaan merek
5)
Menciptakan kepekaan komunitas merek, dan
6)
Menarik keterlibatan merek
Namun, program pemasaran terkait
gerakan amal dapat menjadi bumerang jika konsumen dengan sinis mempertanyakan
hubungan antara produk dan gerakan amal serta melihat perusahaan sebagai
perusahaan yang hanya melayani kepentingannya sendiri dan eksploitatif.
Pengetahuan, keahlian, sumber daya,
dan pengalaman perusahaan terkemuka mungkin jauh lebih penting bagi kelompok
nirlaba atau komunitas daripada pendanaan. Kelompok nirlaba harus memiliki tujuan
yang jelas, mengkomunikasikan dengan jelas apa yang ingin dicapai dan mempunyai
struktur organisasional pada tempatnya untuk bekerja dengan berbagai
perusahaan. Hal yang sering menjadi masalah anatara kelompok korporasi dan
nirlaba adalah ekspektasi dan pemahaman yang berbeda mengenai lamanya waktu
yang diperlukan untuk semuanya. Perusahaan harus membuat sejumlah keputusan
dalam merancang dan mengimplementasikan program pemasaran terkait gerakan amal,
seperti berapa banyak dan gerakan mana yang dipilih dan bagaimana memberi merek
pada program gerakan amal tersebut.
MEMILIH SATU GERAKAN AMAL. Menurut
beberapa ahli berpendapat bahwa tindakan amal yang bersifat sporadis (menyebar
dan tidak fokus) justru akan menurunkan dampak positif pemasaran yang terkait gerakan
amal. Banyak perusahaan memilih memfokuskan diri pada satu atau beberapa
gerakan amal utama untuk menyederhanakan pelaksaan dan memaksimalkan dampak.
Contohnya adalah McDonald’s yang berfokus pada bantuan untuk memberikan tempat
tinggal bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang sakit dan jauh dari
rumah dengan membuat program Ronald McDonald House.
Namun, membatasi dukungan kepada
satu gerakan amal saja akan membatasi kelompok konsumen atau pemegang
kepentingan lain yang ingin mentransferkan perasaan positif gerakan amal
perusahaan. Banyak gerakan amal populer yang sudah memiliki banyak dukungan
korporat. Misalnya, lebih dari 300 perusahaan yang memilih gerakan amal terkait
dengan kanker payudara, namun hal ini dapat menimbulkan konsekuensi seperti
ketidakcocokan gerakan amal dengan perusahaan.
Peluang lain terdapat pada gerakan
amal terkait dengan keadaan yatim piatu. Pilihan lain juga terdapat pada
penyakit yang terabaikan seperti kanker pankreas yang juga mematikan namun
hanya mendapat sedikit dukungan korporat. Bahkan Penyakit seperti Kanker
Prostat dan serangan jantung relatif lebih terabaikan dibanding dengan kanker
payudara. Sebagian perusahaan lebih memilih alasan yang sesuai dengan citra
korporat atau merek mereka dan menjadi perhatian karyawan dan pemegang
kepentingan lain. Misalnya perusahaan kacamata yan memberikan pemeriksaan mata
gratis, pembagian kacamata dan kegiatan lainnya yang terkait dengan perusahaan.
Untuk membantu melaksanakan dan
mengomunikasikan CSR dengan efektif, Boston’s Cone Inc. Memberikan
pertimbangan-pertimbangan berikut:
Definisikan CSR bagi
perusahaan Anda. Pastikan semua bagian perusahaan anda seperti eksekutif
senior mamahami dan membahas hal yang sama.
Bangun tim yang beragam.
Pengambangan dan pelaksanaan CSR memerlukan usaha kolaboratif. Kita harus bisa
mengintegrasikan dan menyatukan berbagai keahlian dan sumber daya dalam
perusahaan.
Analisis kegiatan saat
ini yang berhubungan dengan CSR dan perbaiki jika perlu. Analisa kepatutan
diluar untuk memahami kesenjangan CSR dan resiko khusus bagi perusahaan. Hal
ini dapat dibantu dengan industri riset.
Bangun dan perkuat
hubungan NGO (Non Goverment Organization). NGO di seluruh dunia dapat
sangat mempengaruhi kebijakan dan perilaku korporat, bertindak sebagai
pengawas, sekaligus kritikus tajam. Membangun hubungan ini akan memberikan
pandangan yang independen dan evaluasi terhadap CSR perusahaan.
Kembangkan inisiatif
pemerekan-gerakan amal. Dengan inisiatif pemerekan-gerakan amal yang bagus
yang mengitegrasikan aset filantropi, hubungan komunitas, pemasaran, dan sumber
daya manusia akan menciptakan citra publik bagi perusahaan.
Kerjakan apa yang Anda
katakan. Perusahaan harus memastikan telah memenuhi harapan CSR pemegang
kepentingan pada tingkat yang paling dasar. Ini untuk mrnghindari dugaan
pemanfaatan CSR untuk menutupi kecurangan korporat.
Jangan diam saja.
Perusahaan sebaiknya memberitahu bagaimana perusahaan melakukan CSR. Sebagian
besar lebih menyukai jika mengetahuinya dari pihak ketiga seperti dari media.
Waspada. Perusahaan
harus mampu menghadapi rasa penasaran publik yang dapat mempertanyakan perilaku
tanggung jawab sosialnya. Bersiaplah. Jika perusahaan tidak siap berkomunikasi
secara proaktif tentang CSR anda, maka setidaknya perusahaan harus mampu
menjawab pertanyaan publik. Jangan sampai CSR perusahaan diterjemahkan salah
sebagai ketidakpedulian atau justru dianggap tidak dilakukan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemasaran secara keseluruhan
(holistic marketing) merupakan ide dimana pemasaran merupakan segalanya,
dikatakan bahwa organisasi yang sukses harus memiliki pendekatan secara
menyeluruh pada pemasaran dimana semua bagian dari organisasi memfokuskan untuk
bagaimana meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan dan bagaimana
mengkomunikasikan nilai tersebut kepada pelanggannya
Cara- cara dalam praktik pemasaran
untuk mengatasi perubahan, yakni dengan : Rekayasa ulang,
Outsourching,Penetapan tolok ukur,Kemitraan dengan pemasok, Bermitra dengan
pelanggan, Melakukan merger, Melakukan globalisasi, Mendatarkan, Memfokuskan,
Memberdayakan.
Pemasaran internal mengharuskan semua orang dalam organisasi membeli konsep dan
tujuan pemasaran serta terlibat dalam pemilihan, penyediaan, dan
pengomunikasian nilai pelanggan. Selama bertahun-tahun, pemasaran telah
berevolusi dari pekerjaan yang dilakukan oleh departemen penjualan menjadi
kelompok kegiatan kompleks yang tersebar melalui organisasi.
Departemen pemasaran modern dapat
dikelola dengan sejumlah cara berbeda, yaitu secara fungsional, goegrafis,
berdasarkan produk atau merek, pasar, atau dalam sebuah matriks. Pemasaran
internal yang efektif harus disesuaikan dengan kepekaan etika, nilai, dan
tanggung jawab sosial yang kuat. Sejumlah kekuatan mendorong perusahaan untuk
mempraktikan tingkat tanggung jawab sosial korporat yang lebih tinggi:
peningkatan harapan pelanggan, perubahan tujuan dan ambisi karyawan, peraturan
pemerintah dan tekanan yang lebih ketat, perkembangan minat investor dalam
kriteria sosial, pengawasan media yang ketat, dan perubahan praktik pengadaan
barang bisnis.
Peningkatan pemasaran yang
bertanggung jawab sosial mengharuskan perusahaan melakukan serangan tiga arah
yang berlaku pada perilaku tanggung jawab hukum, etika, dan sosial yang tepat.
Pemasaran terkait gerakan amal (cause-related marketing) menghubungkan kontribusi
perusahaan dengan gerakan amal yang ditujukan untuk keterlibatan pelanggan
secara langsung atau tidak langsung dalam transaksi yang menghasilkan
pendapatan dengan perusahaan. Pemasaran terkait gerakan amal adalah bagian dari
pemasaran berwawasan sosial korporat atau Corporate Sosial Marketing (CSM).
No comments:
Post a Comment